post image
KOMENTAR
Masyarakat Kota Medan mengkhawatirkan perekonomian akan semakin mengalami kemunduran (paceklik) di tahun 2016

Berbagai persoalan pelik seperti tuntutan buruh terkait upah yang tidak sesuai dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL), para pelaku UKM di Kota yang mengeluhkan usahanya hampir gulung tikar hingga rasa was-was diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Pelaku UKM di Kota Medan M Damian mengungkapkan, Indonesia terutama Sumut sudah memasuki level berbahaya. Selain banyaknya persoalan pelik yang terjadi, tekanan harga yang melambung tinggi serta tidak sesuai dengan pendapatan menjadi masalah yang serius. Selain itu, persaingan produk luar negeri dengan produk dalam negeri juga akan semakin terlihat pada perhelatan ekomomi ASEAN tersebut.

"Semua persoalan yang terjadi membuat masyarakat Kota Medan akan semakin terpuruk, belum lagi kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat," ujarnya kepada MedanBagus.Com, Kamis (31/12).

Membuka usaha, lanjutnya membutuhkan modal yang tidak sedikit, namun dalam hal ini pemerintah malah mempersulit masyarakat dengan berbagai prosedur dan sistem yang rumit. pemerintah juga seperti tidak mendukung promosi produk dalam negeri yang dihasilkan anak negeri.

"Bagaimana kita bisa berkembang kalau begini, mau ekspor banyak hambatannya, jika sudah berkembang dikenakan pajak dan berbagai prosedur yang terkadang tak masuk akal. Belum lagi pungutan-pungutan liar, yang harus kita hadapi sebagai pelaku UKM setiap bulannya. Bukan kecil itu setoran, nggak dikasih malah mengancam mengobrak-abrik usaha kita. Saya khawatir masyarakat di Sumut ini, terutama di Kota Medan akan hanya sekedar sebagai penonton semata dan konsumtif," bebernya.[rgu]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Ekonomi