post image
KOMENTAR
Didiskriminasi oleh mayoritas masyarakat di negaranya dan menjadi pengungsi di Indonesia sesungguhnya bukan pilihan hidup bagi warga Bangladesh dan Rohingnya yang saat ini mengungsi di Hotel Beras Pati, Medan Selayang.

Dari 270 jiwa yang datang pada tahun 2010, saat ini pengungsi asal Rohingya dan Bangladesh yang berada di Medan tinggal 85 jiwa, selebihnya telah mendapapatkan suaka dari Amerika Serikat dan Australia. 

Selayaknya manusia normal lainnya, 85 pengungsi yang 'terkurung' di Hotel Beras Pati Medan Selayang juga membutuhkan ruang lingkup yang luas untuk menginteraksikan naluri sosialnya.

Namun apa daya, mereka tetap dipaksa oleh berbagai kondisi untuk menghabiskan hari-harinya di Hotel Beras Pati Medan Selayang, hotel yang memang disediakan pihak Imigrasi Medan untuk para pengungsi dari Rohingya dan Bangladesh.

Mas'ud, salah seorang pengungsi asal Bangladesh yang berhasil diwawancarai seusai mengikuti pelaksanaan Sholat Idul Adha di Masjid Nurul Yaqin Medan Selayang bersama masyarakat membuat pengakuan, Senin (12/9).

Ia menjelaskan bahwa para pengungsi dari Rohingya dan Bangladesh sempat hanya dua kali diizinkan keluar dari Hotel Beras Pati, tepatnya saat pelaksanaan Sholat Idul Fitri dan Idul Adha.

"Dulu cuma dua kali boleh keluar. Untuk Sholat Idul Fitri dan Sholat Idul Adha," jelasnya.

Mas'ud mengungkapkan, bahkan untuk Sholat Jumat mereka juga sempat tidak diperbolehkan melaksanakannya di luar Hotel Beras Pati.

"Sholat Jumat kami di Hotel ini, tidak boleh keluar. Saya tidak tahu kenapa," ungkapnya  

Namun, karena tidak memiliki orang yang dapat menjadi pengkhotbah, para pengungsi terus berupaya untuk meminta izin kepada pihak keamanan agar dapat melaksanakan Sholat Jumat di Masjid Nurul Yaqin Medan Selayang. 

"Security kasian sama kami, kasih kami keluar. Sebelum nya gak dikasih keluar. Kami minta sholat Jumat di masjid karena tidak ada yang khotbah," ujar Mas'ud.

Saat ini, para pengungsi telah dapat merasakan nikmatnya bersosialisasi dengan masyarakat setiap melaksanakan Sholat Jumat, Sholat Idul Adha dan Sholat Idul Fitri.

Mewakili pengungsi lainnya, Mas'ud pun meluapkan kegembiraan atas kondisi tersebut.

"Kami semua sangat senang bisa Sholat Idul Adha di sini. Jadi kami senang bisa keluar," demikian Mas'ud.

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas