post image
KOMENTAR
Ratusan itik di kawasan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mati mendadak. Peternak khawatir serangan penyakit itu berlanjut hingga menghabiskan seluruh itik milik mereka.
 
“Dalam beberapa hari terakhir itik di sini sudah mati 800 ekor. Padahal, kami baru beberapa hari buara (menggembala) di Ajibarang,” kata penggembala itik asal Wangon, Banyumas, Muhroji, Jumnat (21/12).
 
Dia menjelaskan, kematian itik begitu mendadak tidak tampak gejala-gejala awalnya. Kemudian itik menderita lumpuh, sedangkan matanya berwarna keputihan. Tidak lama kemudian mati.
 
“Gejala yang tampak hanya itu. Waktunya sangat pendek sampai kematian itik,” ujarnya.
 
Selama beternak itik, Muhroji mengaku belum pernah mendapati gejala semacam ini pada ternaknya. Karena tidak tahu obatnya, Muhroji mengaku belum bisa berbuat apa-apa.

Namun, dia menduga itiknya terserang Virus Avian Influenza (AI) alias flu burung.
 
“Lumpuh biasanya karena makan bangkai. Tapi hanya terjadi beberapa ekor, dan seringkali bisa sembuh dengan perawatan. Ini lumpuh sebentar kemudian mati,” ungkapnya.
 
Satu ekor itik masa bertelur saat ini berharga sekitar Rp 50 ribu. Dengan demikian, peternak yang tengah buara di Ajibarang telah rugi puluhan juta rupiah.
 
Muhroji dan beberapa rekan peternak lainnya berharap agar dinas terkait segera melakukan pemeriksaan di lapangan agar wabah penyakit ini segera diatasi. [rmol/hta]


 

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas