post image
KOMENTAR
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD tersudut. Banyak kalangan menilai, pasukan elite itu pantas diduga bertanggung jawab atas kasus pembantaian 4 tahanan titipan Polda DIY di Lapas Cebongan, Slemen, Sabtu (23/3) dinihari lalu.

Ke 4 tahanan yang diberondong peluru dengan senjata laras panjang itu adalah tersangka pengeroyokan hingga tewas terhadap Sersan Satu Santoso, seorang anggota Kopassus di sebuah kafe Selasa (19/3) lalu. Santoso meninggalkan seorang istri yang hamil 8 bulan.

Dalam konfrensi pers koalisi masyarakat sipil dengan tema "Usut Tuntas Kasus Pembantaian di Lapas Sleman" di Hotel Aryaduta, Jalan Prapatan, Jakarta, Ketua Setara Institute, Hendardi, menyatakan pelaku penyerangan Lapas di Sleman dapat dipastikan terlatih dengan melihat motif dan tujuan dari serangan itu.

''Pantas diduga penyerangan dilakukan anggota Kopassus. Dalam laporan investigasi, mereka menggunakan bahasa-bahasa komando,'' ujarnya seperti dilansir Rakyat Merdeka Online.

Menurut Hendardi, penyerangan itu tak cuma menunjukkan kelemahan aparat keamanan, tapi juga menciptakan ketakutan pada publik. Hal ini juga menggambarkan wibawa hukum di Indonesia sudah sampai ke titik terendah.

''Presiden harus kita dorong bentuk tim investigasi ekstrenal dan independen. Tidak cukup antara TNI dan Polri,'' tegasnya. [ans]

Anak Dan Ayah Keroyok Warga Hingga Tewas Di Medan

Sebelumnya

Ini Obat Cair Yang Digunakan Reynhard Sinaga 'Predator Seksual' Dalam Memperdaya Korbannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Kriminal