post image
KOMENTAR
Komposer kondang, Tya Subiakto mempertanyakan ulah warga media sosial yang cendrung mengolok-olok saksi mandat Tempat Pemungutan Suara (TPS) Kampung Awaputu, Paniai, Papua, Novela Nawipa.

Menurut Tya, apa yang dilakukan Novela itu sesungguhnya sudah tepat karena mengajak masyarakat Indonesia untuk sama-sama melihat terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu di daerahnya.

"Tapi akhirnya dia begitu di-bully di sosmed yang seakan-akan Novela itu lugu dan tinggal di pegunungan tetapi punya Facebook dan menjadi pengurus partai. Lalu salahnya apa kalau dia punya Facebook dan menjadi pengurus partai. Apakah dia tidak boleh bersaksi," ungkap Tya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (14/8).

Penata lagu dan sutradara film ini juga menjelaskan, bahwa Novela punya hak yang sama dengan seluruh bangsa Indonesia yang lain untuk memiliki akses komunikasi di media sosial seperti Facebook dan lainnya. Bahkan dia juga punya hak politik sebagaimana warga masyarakat lainnya untuk menjadi pengurus partai maupun sebagai calon anggota legislatif.

"Karena itu, bully-an masyarakat pengguna Twitter terhadap Novela diluar dari substansi kesaksiannya dia di MK. Dan bisa saja bully-an itu hanya untuk mengalihkan isu dan muncul rasa ketakutan bila kesaksian Novela benar terbukti," ungkap Tya seperti yang dilansir Rakyat Merdeka Online.

Bahkan kata Tya, jika didalami lagi, orang-orang yang melakukan bully itu telah merendahkan saudara-saudara di Papua, bahwa mereka menganggap saudara-saudara kita di Papua, apalagi yang tinggal di pegunungan, kalau punya Facebook itu aneh.

"Kesannya saudara-saudara kita disana sangat terbelakang. Nah ini yang bahaya. Sama saja merendahkan bangsa sendiri kan namanya," demikian Tya. [hta]

Akhirnya, Nikita Willy Resmi Dilamar Sang Kekasih

Sebelumnya

Rumah Aktor Senior Tio Pakusadewo Digeledah Polisi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Seleb