post image
KOMENTAR
Sebagian besar warga Skotlandia memilih "No" ketika ditanyai soal apakah Skotlandia harus menjadi negara yang merdeka dalam pengungutan suara yang digelar kemarin (Kamis, 18/9).

Dengan demikian, Skotlandia akan tetap menjadi bagian dari Britania Raya, bersama dengan Inggris, Wales, dan Irlandia Utara. Dari hasil perhitungan suara, 31 dari 32 daerah otoritas lokal di Skotlandia yang menjadi tempat perhitungan suara mendeklarasikan hari ini (Jumat, 19/9) bahwa sebagian besar warga Skotlandia menolak untuk melepaskan diri dari Inggris.

Sekitar 4.2 juta warga Skotlandia atau 97 persen dari pemilih yang terdaftar menggunakan hak suaranya pada pemungutan suara kemarin di 2.608 tempat pemungutan suara yang disediakan. Hasilnya, sebanyak 1.914.187 warga Skotlandia atau sekitar 55 persen memilih "No" atau menolak kemerdekaan dan 1.539.920 lainnya memilih "Yes".

Perdana Menteri David Cameron menyambut baik hasil tersebut. "Seperti jutaan orang lainnya, saya merasa senang," kata Cameron dalam pernyataan yang ditayangkan di televisi. Cameron menambahkan, dirinya akan merasa terluka bila melihat Britania Raya terpecah.

Namun ia mengapresiasi upaya kampanye kedua belah pihak. "Kami mendengar kalian," sambungnya sambil menambahkan bahwa bagi masyarakat yang memilih untuk merdeka, ini adalah kesempatan untuk mengubah bagaimana cara pemerintahan Britania Raya memimpin. "Mengubah untuk yang lebih baik," tutur Cameron.

Pasca hasil pemungutan suara itu, Cameron berjanji untuk memberikan perhatian lebih bagi Skotlandia. Hasil tersebut sekaligus membantah kekhawatiran yang muncul baik dalam hal politik ataupun ekonomi bila Skotlandia merdeka. "Risiko gangguan besar dari kemerdekaan Skotlandia hilang. Untuk saat ini pasar dapat kembali normal," kata ekonom di Bank Berenberg Robert Wood dikutip BBC. [hta/rmol]

Ganjar Pranowo Dilaporkan ke KPK, Apakah Prediksi Fahri Hamzah Terbukti?

Sebelumnya

Apple Kembali Alami Kenaikan Pendapatan, Kecuali di China Raya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Peristiwa