post image
KOMENTAR
Globalisasi memaksa orang untuk melakukan percepatan demi penyetaraan pengakuan di komunitas internasional. Akibatnya, pemakaian yang tak proporsional serta pencampurbauran bahasa asing mengikis pengetahuan (genius local) suatu bangsa.

Hal itu disampaikan Koordinator Komunitas Peduli Bahasa Ibu, Oki Teger M Bangun, kepada MedanBagus.Com, Rabu (22/7).

"Tentu saja ini adalah krisis yang memiliki dampak serius. Sebagaimana kita tahu, bahasa ibu adalah alat pertama seorang manusia mendapatkan pengetahuan, termasuk pengetahuan atas identitasnya," ujar Oki yang juga aktivis lingkungan ini.

Oki melanjutkan, akibat "pemaksaan diri" menghadapi globalisasi, sejumlah bangsa yang bernaung di dalam bingkai NKRI saat ini terancam mengalami kebangkrutan dan degradasi.

"Penggunaan bahasa asing, bahasa gaul dan bahasa campuraduk yang sekarang ini dipraktekkan, sudah menyeret Indonesia ke tengah degradasi dan krisis budaya.Kita sudah asing dengan sejumlah idiom yang dihasilkan budaya lokal. Dan kita sudah populer dengan idiom idiom baru yang diperkenalkan asing. Melihat porsi yang tak berimbang itu, tentu saja ada kekuatiran, mengingat bahasa adalah produk budaya," kata Oki.

"Percayalah, Indonesia akan lebih berwibawa di mata internasional bila mau mempertahankan, atau bahkan menggali kembali kekayaan bahasanya yang sempat ditinggalkan. Jadi, untuk menghadapi globalisasi, silakan pelajari bahasa asing, tapi hendaknya bahasa ibu harus lebih diperkaya," lanjut Oki. [hta]

Pemantapan Sebelum Dipentaskan Diajang Bergengsi, Mantra Bah Tuah Mendulang Dukungan dan Apresiasi

Sebelumnya

Pakat Melayu, Tegaskan Komitmen Jaga Budaya Melayu

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Budaya