post image
KOMENTAR
Pemerintah ditantang untuk berani mengambil kebijakan yang dapat memulihkan perekonomian, meski kebijakan tersebut kemudian tidak populer.

"Kita menantang pemerintah untuk dapat memulihkan perekonomian, seperti masalah pertambangan, kepastian hukum, serapan anggaran, ketatnya regulasi di perikanan, hambatan-hambatan ekspor, dan fiskal. Di sektor-sektor ini harus dideregulasi atau pelonggaran, relaksasi dan sejenisnya. Yang terjadi sekarang terjadi pengetatan dimana-mana. Mana ada investor berminat," kata Ketua Umum BPP Hipmi Bahlil Lahadalia, Minggu (30/8) seperti dikutip dari Kantor Barita Politik Rmol.co.

Bahlil mengatakan, faktor inilah yang memperkuat ekspektasi akan perlambatan ekonomi nasional sehingga pasar masih melihat fundamental ekonomi Indonesia masih melemah ke depan.

Meski pasar global bergejolak, katanya,  semestinya perekonomian masih dapat tertolong dengan memperkuat dan menjaga pasar domestik. Pasalnya, pasar domestik ukurannya sangat besar dan terbukti mampu menopang perekonomian saat krisis keuangan pada 2008.

"Masalahnya pasar domestik ini tidak terjaga dan ikut melemah dari sisi demand. Apalagi belanja modal pemerintah sangat lambat," paparanya.

Hipmi percaya bila ada terobosan baru maka kebijakan itu akan memberi sentimen positif bagi pemerintah. Dikatakan Bahlil perekonomian nasional hanya dipengaruhi dua hal.

Pertama, kondisi pasar global secara eksternal dimana semua negara yang terintegrasi dalam perekonomian global ikut terkoreksi. Kedua, penguatan fundamental ekonomi Indonesia di sektor riil.

"Yang pertama bukan kedaulatan ekonomi kita (economic sovereignty), dan kedua dalam kedaulatan ekonomi kita. Kita konsen saja urus yang di dalam, fundamentalnya diperbaiki," pungkasnya. [ben]

Pemprov Sumut Segera Bagikan Rp. 260 Miliar Bantu Warga Terdampak Covid 19

Sebelumnya

Kadispar: Kalau Ada yang Bandel tak Ada Rasa Kemanusiaannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Pemerintahan