
Jumlahnya lumayan. Ada Angelina Sondakh, Neneng Nazarudin, Mindo Rosalina, Nunun Nurbaeti, Miranda Gultom, Wa Ode Nurhayati, sampai yang terbaru, Siti Hartati Murdaya Poo, orang terkaya ke 13 Indonesia versi majalah Forbes, sosok powerfull, dekat dengan istana, dan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat.
[KANAN]2[/KANAN]
Hartati menitikan air mata ketika dia didorong di kursi roda untuk dijadikan tahanan oleh KPK hari Rabu yang lalu.
Guratan sedih wanita berusia 67 tahun yang terlihat dalam foto-foto dan layar kaca itu menimbulkan pertanyaan; apakah ada perasaan di batinnya bahwa dia sedang dikorbankan, dikhianati, tidak dibela, dan ditinggalkan, terutama oleh para koleganya dari Partai Demokrat dan juga oleh para super elit penguasa negeri ini yang sangat dekat dengannya, yang pernah dia sokong secara spirit maupun materi.
[KIRI]3[/KIRI]
Lebih dari itu Hartati juga tercatat sebagai orang pertama yang mengusulkan dan mendorong SBY untuk jadi wakil presiden dan kemudian jadi presiden RI.
Sewaktu Gus Dur dilengserkan, Megawati, sang wakil presiden, naik jadi presiden. MPR lalu membuka pencalonan untuk mengisi kursi wakil presiden yang lowong. Hartati, waktu itu anggota Fraksi Utusan Golongan Majelis, bersama Achmad Mubarok, jadi motor penyokong SBY. Mereka mengedarkan formulir untuk mendapat setidaknya 70 tanda tangan, syarat minimal pencalonan.
Pada Sidang Istimewa MPR hari ketiga, Hartati menenteng formulir dukungan 90 anggota MPR. SBY lalu bertanding dengan Hamzah Haz, Akbar Tandjung, Siswono Yudohusodo, dan Agum Gumelar.
Hamzah, yang dijagokan FPPP dan Fraksi Reformasi, akhirnya meraup suara terbanyak.
Ketika SBY maju dalam Pilpres 2004, Hartati kembali menyodorkan bantuan. Ia di posisi Tim Sekoci, tim sukses bayangan pemenangan SBY.
Setelah 2009 ia sempat jadi perbincangan publik karena namanya terseret kasus IT KPU dalam Pileg dan Pilpres 2009.
Dalam buku "Membongkar Gurita Cikeas" yang dibikin George Junus Aditjondro disebut-sebut keterkaitan Hartati di Bank Century sebagai nasabah bank yang akhirnya dibailout oleh pemerintah sebesar Rp 6,7 triliun. Menurut Junus Aditjondro, Hartati punya simpanan di bank tersebut sebesar Rp 321 miliar.
Kini Hartati ditahan untuk dugaan kasus suap terkait penerbitan izin HGU (Hak Guna Usaha) perkebunan kelapa sawit miliknya, di Buol, Sulawesi Tengah, ia dituduh memberikan suap Rp 2 miliar kepada sang bupati.
Hartati menitikan air mata, didorong di kursi roda. Guratan sedih wanita berusia 67 tahun itu menimbulkan pertanyaan; apakah dia merasa dikorbankan, dikhianati, tidak dibela, dan ditinggalkan. ***
KOMENTAR ANDA