post image
KOMENTAR
Meski Presiden SBY sudah memberikan solusi terkait kekisruhan Polri dan KPK yang ramai belakangan ini, tapi dukungan rakyat kepada lembaga anti korupsi itu terus berdatangan. Dukungan, tak hanya diberikan oleh kalangan kampus, aktivis, artis, tapi juga kalangan ulama dan intelektual Islam.

Kemarin petang, pukul 16.00-17.30 WIB (Selasa, 9/10), Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) menemui  pimpinan KPK untuk memberikan dukungan moril dalam memberantas korupsi di tanah air.

"Sebagai salah satu elemen masyarakat yang mendambakan kemaslahatan umat dan berjuang menciptakan Indonesia yang lebih beradab, MIUMI mendesak semua elemen bangsa untuk bersatu padu dan bahu-membahu berjihad melawan korupsi dan berkomitmen untuk memerdekakan Indonesia dari belenggu korupsi yang telah menghancurkan sendi-sendi peradaban Indonesia," ujar Ketua MIUMI, Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini (Rabu, 10/9).

"Jelasnya, korupsi adalah monster yang harus dijadikan musuh bersama para pecinta Indonesia," sambung putra KH. Imam Zarkasyi, pendiri Pondok Pesantren Gontor Ponorogo ini.

Karena itulah, MIUMI menolak dan akan melawan bersama elemen bangsa lainnya setiap upaya pelemahan terhadap semua lembaga penegak hukum yang diamanahkan untuk memberantas korupsi, baik KPK, Kepolisian RI dan Kejaksaan RI.

Makanya, agar pemberantasan korupsi bisa dijalankan secara maksimal, MIUMI mengimbau para penegak hukum untuk, pertama, saling menjaga menjaga harga diri, martabat dan amanah yang diberikan oleh Umat. Kedua saling hormat menghormati keberadaan masing-masing. Karena tidak patut, dua lembaga negara yang berdiri untuk memberantas kejahatan, namun dalam prakteknya, justru saling menjatuhkan dan merusak tatanilai agama dan norma hukum lainnya.

"Saling bekerjasama. Mengapa harus bekerjasama, karena apabila diantara dua institusi penegak hukum saling bermusuhan, tidak akan pernah mewujudkan maslahat kepada bangsa dan negara ini kecuali keuntungan bagi pihak ketiga, salahsatunya koruptor dan para monster perusak sendi negara," jelasnya.

Keempat, saling Berlomba dalam kebaikan. Yakni belomba dalam prestasi, bukan berlomba dalam mencari simpati. Berlomba mendapat hasil, dan bukan berlomba menjegal hasil. Berlomba memberantas, dan bukan berlomba melepas dan apalagi meringankan hukuman bagi koruptor.

"Saling memberi dukungan. Yakni saling memberikan informasi, fasilitas, dan instrumen hukum lainnya guna mempercepat langkah membebaskan Indonesia dari jeratan korupsi dan memberikan efek hukum yang menjerakan bagi para koruptor dan calon-calon koruptor," ungkapnya.

Yang terpenting juga, sambungnya, para aparat penegak hukum selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt agar muncul ketakwaan dan muraqabatullah dalam diri serta memohon pertolongan-Nya untuk meneguhkan para pemimpin bangsa agar komitmen menjalankan amanah dari umat untuk mensejahterakan rakyat bukan pribadi, keluarga dan golongannya, yang akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah Swt. [rmol/hta]

Kegiatan Pengabdian FKM USU Sosialisasi Pemberdayaan Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) Melalui Inovasi Healthy Coconut Balm Untuk Meredakan Nyeri Haid Secara Alami Dan Pembentukan Komunitas Srikandi Bahari

Sebelumnya

Terima Audiensi RMOL Sumut, Rico Waas: Perlu Sinergitas untuk Sukseskan Pembangunan Medan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa