
Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) memiliki total utang Rp 8,6 triliun dengan total jatuh tempo 2012 Rp 2,3 triliun. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berutang 3,69 miliar dollar AS dengan total jatuh tempo pada 2012 62 juta dollar AS, dan PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) berutang 295 juta dollar AS dengan total jatuh tempo 12 juta dollar AS.
Melihat Bakrie dalam situasi seperti ini, apakah dukungan Golkar terhadap Ical tetap kuat? Apakah juga Ical akan tetap nekat maju sebagai Calon Presiden?
Kebangkrutan yang dialami Bakrie Group ini, menurut pengamat politik dari UIN Jakarta, A. Bakir Ihsan, tak akan melemahkan pencapresan Ical apabila partai Golkar betul-betul solid mendukungnya sebagai Capres. Tapi masalahnya dukungan Golkar terhadap pencapresan Ical, dalam pengamatannya, belumlah bulat.
"Walaupun secara formal menjadi keputusan partai, tapi keputusan tersebut belum menjadi gerak massif seluruh kader Golkar untuk "memasarkan" Ical sebagai Capres," kata dia kepada Rakyat Merdeka Online, Jumat (12/10).
Menurut dia, kalau orang-orang dekat Ical mengabaikan fakta-fakta tersebut maka tentunya Ical akan terus maju tak gentar. Padahal sejatinya, Ical dan timnya tidak mengabaikan kecenderungan lemahnya faktor-faktor pendukung terhadap sukses pencapresannya.
Paling tidak, harus berpikir ulang dan mengevaluasi terhadap kemungkinan berlanjut tidaknya pencapresan Ical. Waktu masih cukup untuk berpikir ulang dan mencari calon alternatif yang dianggap memiliki pangsa pasar politik lebih luas dibandingkan Ical.
"Ini tantangan bagi Golkar. Sejak reformasi, Golkar sebagai partai kelas atas belum pernah berhasil mengantarkan kandidatnya menjadi orang nomor satu di republik ini," imbuh Bakir.[rmol/hta]
KOMENTAR ANDA