
Sutan mengungkapkan itu terkait Menteri BUMN Dahlan Iskan yang sudah dua kali mangkir dari panggilan Komisi yang membidangi masalah energi itu. Terkait mangkirnya Dahlan, menurut Sutan, karena ada kesalahpahaman.
"Tapi menurut saya Pak Dahlan itu pasti datang. Karena kemarin, diperkirakan beliau (Dahlan), beliau (Dahlan) dipanggil sebagai Meneg BUMN. Jadi ini perlu diluruskan. Kalau sebagai Meneg BUMN, kalau berhalangan, bisa mengirim wakilnya. Siapapun wakilnya," jelas Sutan kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini.
Dan Dahlan kemarin mengirim wakilnya untuk rapat bersama anggota Dewan.
"Pak Dahlan nggak datang, nggak salah-salah amat menurut saya. Kalau sebagai menteri, dia sudah kirim orangnya. Dia kirim orang yang sesuai dengan Komisi VII. Yaitu Deputi Bidang Infrastrukur dan Energi dan datang terus," jelas Sutan.
Tapi ternyata kemarin, masih kata Sutan, Dahkan sedianya dipanggil sebagai pribadi atas nama mantan Dirut PLN. Karena atas nama pribadi, makanya tak bisa wakilkan. Pemanggilan ini untuk mengklarifikasi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menyebutkan pada masa periode Dahlan, ada inefisiensi Rp 37,6 triliun.
"Ini kan mengagetkan semua semua orang. Karena ini kan temuan BPK. Jadi teman-teman Komisi VII pingin tahu gimana ceritanya kok sampai begitu. Dan disitu ada terkait terkait karena Pertamina tak menyuplai, PGN tidak ini, BP Migas tidak ini. Jadi mau diklarifikasi oleh kawan-kawan. Lalu untuk menemukan solusinya apa. Kan begitu," ungkapnya.
Namun sebagai pribadi mantan Dirut PLN, Dahlan belum pernah dipanggil. Karena diakui Sutan, ada kesalahan administrasi dalam surat pemanggilan terhadap Dahlan.
"Jadi menurut saya itu miskomunikasi saja. Bisa diselesaikan menurut saya. Jadi, nggak ada yang salah. Kita akan ambil jalan tengah. Perbaiki undangan, habis reses kita panggil," ungkap Sutan.
Kedua, lanjut Sutan, kemarin koleganya di Komisi VII sempat marah setelah membaca judul sebuah media online. Disitu disebutkan, Dahlan lebih mementingkan ngurus sapi di Jambi daripada meladeni Komisi VII. "Kawan-kawan ngamuk. Kalau saya, nggak perlu ditanggapi. Itu hanya judul. Beritanya nggak seperti itu," kata Sutan sambil tertawa. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA