
"Kalau pagar pembatas menurut saya belum perlulah. Yang ada saja masih kokoh. Tapi kalau soal toilet yang merupakan fasilitas publik, karena tidak hanya untuk anggota dan staf, memang diperlukan untuk yang rusak direnovasi," ujar Teguh melalui pesan singkat yang diterima Rakyat Merdeka Online (Jumat, 9/11).
Teguh mengaku, dirinya termasuk orang yang aktif mengkritik bagian Sekretariat Jenderal DPR dan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) soal lambatnya perbaikan toilet di DPR.
"Saya termasuk yang rajin melapor ke Sekjen dan anggota BURT soal lambatnya perbaikan toilet yang rusak di ruang komisi maupun fraksi," terangnya.
"Bahkan saya usul mekanisme anggaran yang bisa tunjuk langsung yang nilainya kecil, untuk sewaktu-waktu bila ada toilet rusak bisa langsung segera ditangani," imbuhnya.
Tapi bukannya langsung diperbaiki, malah dibiarkan berbulan-bulan tanpa ada perbaikan. Kesalnya, di toilet itu hanya dipajang secarik kertas. dengan tulisan tangan. "Maaf sedang rusak!" ungkap politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengutip isi tulisan di kertas itu dengan nada protes. rmol/hta]
KOMENTAR ANDA