post image
KOMENTAR
Redenominasi dari pecahan ribuan menjadi satuan, pada dasarnya tidak akan berdampak pada perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Demikian dikatakan Pengamat ekonomi dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut, Gunawan Benjamin, kepada medanbagus.com, Rabu (12/12/2012).

"Bila dikaitkan dengan masalah inflasi, redenominasi hanya akan membuat masyarakat menjadi kebingungan. Tetapi apakah mengganggu ekonomi, saya rasa tidak, " jelas Benjamin.

Dia menjelaskan, agar masyarakat tidak bingung, maka  sosialisasi harus lebih diintensifkan, guna meminimalisir kemungkinan yang terjadi, khususnya bagi masyarakat berada jauh di pedalaman yang sulit terjangkau oleh informasi.

Selain itu, dalam meredenominasi Rupiah, BI juga harus membuat aturan bagi perbankan untuk memuluskan rencana tersebut.

"Seperti semua rekening nasabah yang ada di perbankan, harus dikonversi langsung dalam pecahan mata uang yang baru. Selain itu BI juga mengarahkan masyarakat dalam melakukan transaksi untuk mencantumkan dua harga sekaligus, baik harga uang lama maupun uang baru, " katanya.

Dia juga menyebutkan, BI mewajibkan semua bentuk transaksi elektronik menggunakan pecahan mata uang baru.

"Indonesia harus banyak belajar dari pemerintah Negara Turki, yang juga pernah melakukan redominasi mata uangnya, "kata Benjamin.

"Bila BI ingin meredominasi Rupiah, maka BI nantinya akan mencetak uang dalam jumlah sangat besar karena harus mengganti uang fisik lama dengan yang baru. "  [alf]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Ekonomi