post image
KOMENTAR
DPD-DPD Demokrat rupanya tidak senang dengan wacana Kongres Luas Biasa alias (KLB) yang didengungkan Jero Wacik dan Syarief Hasan. Walau dua tokoh ini adalah kader senior di Demokrat, kalau terus ngotot mau melengserkan Anas, DPD-DPD siap melawan.

"Saya siap pasang badan. Saya akan melawan siapapun yang ingin melengserkan Anas Urbaningrum," ujar Sekretaris DPD Demokrat DKI Irfan Gani dalam pertemuan pers di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (4/2/2013).

Konferensi pers ini sengaja digelar untuk menyikapi penyertaan Syarief dan Jero. Irfan tampak ditemani Koordinator Wilayah Demokrat untuk NTT Frederikus Lusti Tulis dan Iwan Ayala.

"Saya tidak sendiri. Semua DPD dan DPC solid mendukung Anas."

Menurut Irfan, KLB bukanlah solusi untuk mengatasi anjloknya elektabilitas Demokrat saat ini. Yang diperlukan adalah konsolidasi dari puncak sampai daerah. Sekarang, di daerah sedang semangat-semangatnya melakukan konsolidasi.

Irfan bingung kenapa Jero dan Syarief menggulirkan isu KLB dan minta Presiden SBY turun gunung. Padahal, dalam AD/ART partai, yang punya suara dan berhak mengajukan KLB adalah DPD dan DPC. DPD dan DPC tidak pernah bersuara tentang hal ini.

"Aceh, Sumbar, Kepri, Lampung, Banten, DKI, Kalsel, Sulsel, Sulbar, NTT, dan yang lainnya saya pastikan solid. Tadi saya telepon mereka semua. Kamilah yang tahu kondisi daerah, dan akar rumput tetap dukung Mas Anas," jelasnya.

Syarat KLB, lanjut Irfan, sangat berat. Dalam AD/ART, KLB hanya bisa dilaksanakan jika kalau ketua umum sudah jelas terjerat kasus, jadi tersangka, atau melakukan perbuatan tercela. Masalah Anas selama ini hanya diopinikan dalam kasus Hambalang. Itu pun cuma berasal dari ucapan Nazaruddin. Kenyataannya, KPK belum pernah menemukan alat bukti Anas terlibat.

"Syarat KLB sangat berat. Tidak mungkin dilaksanakan dan tidak boleh dipaksakan," tegas Irfan.

Jika Anas diturunkan di tengah jalan, sambung Irfan, malah akan berdampak buruk bagi Demokrat. Konsolidasi di internal partai akan terganggu. Gesekan kader yang pro dan kontra akan terjadi. Bisa-bisa Demokrat malah makin kesulitan. "Anas mundur bukan jaminan Demokrat akan lebih baik."

Kata Irfan, hasil survei SMRC harusnya dijadikan bahan otokritik bagi semua untuk memperbaiki partai. Bukan malah mengumbar opini dan menyalahkan ketua umum. Sekarang adalah waktunya konsolidasi, bukan banyak omong yang malah merugikan partai. "Tugas Dewan Pembina adalah menjernihkan persoalan, bukan malah mengadili," tegas Irfan.

Irfan menyarankan Jero dan Syarief konsentrasi kerja di kabinet. Menurutnya, saat ini masih banyak masalah yang harus diselesaikan dua menteri ini. Jero masih punya tugas berat dalam membuat kebijakan energi, sementara Syarief punya kewajiban mengangkat UKM jadi lebih sejahtera.

"Masyarakat itu ingin kerja positif dari menteri. Bukan cuma pasang baligho di sepajang Gatot Subroto. Pak Jero silakan konsentrasi urusi minyak, pajak seluruh pekerja tambang yang justru saat ini tidak diselesaikan," tandasnya. [wid/rmol/rob]

Pemberdayaan Berbasis Masyarakat Tingkatkan Keterampilan Menulis Bahasa Inggris Siswa SMK YAPIM Biru-Biru

Sebelumnya

Kegiatan Pengabdian FKM USU Sosialisasi Pemberdayaan Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) Melalui Inovasi Healthy Coconut Balm Untuk Meredakan Nyeri Haid Secara Alami Dan Pembentukan Komunitas Srikandi Bahari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa