post image
KOMENTAR
Gejolak di Demokrat sedikit mengendur. Para senior Demokrat, kemarin, ramai-ramai menepis isu adanya upaya menggeser posisi Anas Urbaningrum dari jabatan ketua umum partai. Tak ada kemelut, tak ada juga upaya kongres luar biasa.

Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat Jero Wacik menganggap, kemelut di tubuh Demokrat justru disebabkan pemberitaan media massa. “Partai sedang terpuruk, mari kita saling rangkul. Wartawan kan pinter otak atik, seolah-olah saya mau gusur dia (Anas), dia gusur saya. Nggak ada lah,” ujar Jero, seperti dikutip dari Harian Merdeka yang menjadi headline.

Menurutnya, dirinya tak pernah mengatakan atau mewacanakan penggusuran Anas Urbaningrum. Ia menegaskan, kader Demokrat solid dan tak ada kelompok yang berupaya untuk saling menjatuhkan. “Saya nggak ingin gusur pak Anas, pak Anas nggak ingin gusur saya,” kata Menteri ESDM ini.

Anggota Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Syarief Hasan juga membantah adanya gerakan pelengseran Anas. Ia menegaskan, tak ada pembicaraan soal kongres luar biasa (KLB) atau upaya lain terkait pelengseran Anas. “Belum ada, kata siapa (ada KLB)?” kata Syarief di Halim, Jakarta, kemarin.

Ia juga membantah adanya pembahasan soal penempatkan Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono sebagai pelaksana tugas ketua umum. Menurutnya, yang menjadi fokus Demokrat saat ini adalah menghentikan keterpurukan elektabilitas partai.

“Nggak tahu, belum ada pembicaraan sampai ke situ (Ibas sebagai Plt Ketum). Kita lihat saja (sikap SBY) nanti,” kilah Menteri Koperasi dan UKM ini.

Terkait Demokrat ini, SBY membawa oleh-oleh dari Tanah Suci Mekkah. Kata SBY, dia sudah punya solusi buat Demokrat yang terus anjlok dalam sejumlah survei.  

“Alhamdulillah, secara rasional, atas petunjuk Yang Maha Kuasa, saya memiliki opsi dan solusi (penyelamatan Demokrat). Tapi, saya akan bicarakan dulu setelah saya tiba di tanah air. Tidak bagus dibicarakan di sini, saya belum bertemu yang lain-lain,” ujar SBY di atas pesawat sebelum mendarat di Halim Perdanakusuma.

SBY bercerita, solusi tersebut ia dapatkan saat dirinya menjalankan ibadah umroh dan berziarah ke makam Rasulullah. Saat menjalani ibadah tersebut, kata dia, dirinya meminta pertolongan Allah agar ia dan pimpinan Demokrat bisa menemukan solusi yang tepat, bijak dan bermartabat. “Itu (do’a) sungguh saya jalankan,” tegas Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini.

Mengenai SMS yang ia kirim, SBY mengatakan, SMS tersebut dikirim kepada seluruh pimpinan dan kader Demokrat. Tujuannya, mengajak kader dan anggota untuk berdoa bersama-sama. “Sementara saya berdoa di Tanah Suci, baik di kota suci Makkah dan kota suci Madinah.”

Kenapa Ketua Umum tidak dikirimi, tidak dikasih SMS itu? SBY membantahnya. “Siapa yang mengatakan? Itu SMS saya tujukan para anggota Majelis Tinggi. Majelis Tinggi partai itu, ketuanya saya, Wakil Ketua-nya Pak Anas Urbaningrum. Jadi Ex Officio Ketua Dewan Pembina, Ketua Majelis Tinggi, Ketua Umum, Wakil Ketua Majelis Tinggi. Jadi, jangan diangkat isu seolah-olah pak Anas tidak dikirimi SMS, saya kirimi, karena semua saya ajak bersama untuk berdoa memohon petunjuk dan pertolongan Allah SWT,” tutur dia.

Malam harinya, SBY mengumpulkan empat menteri dari Demokrat di kediamannya Puri Cikeas, Bogor. Keempantnya adalah Jero Wacik, Syarif Hasan, Roy Suryo, dan Amir Syamsuddin. Dalam pertemuan dua jam itu, SBY tak segera menyampaikan solusi yang ia janjikan untuk menyelamatkan partainya.

Menurut Syarif Hasan, SBY hanya menyebutkan akan menata kembali partai itu. "Opsi-opsi itu bagaimana menata kembali Partai Demokrat ini dan juga bagaimana agar melakukan manajemen orang yang konsolidasi untuk semua kader," kata Syarif.

Apa yang dimaksud SBY dengan menata kembali? Syarif tak menjelaskannya. Ia mengatakan, Presiden hanya ingin partainya bersih. "Menata kembali integritas para kader agar etika politik Demokrat dijalankan secara konsisten dan politik itu santun bersih dan cerdas. Pokoknya yang bersih," tegas Syarif.

Syarif tidak menjelaskan apa yang dimaksudnya dengan bersih itu. Ia terus mengulang bahwa SBY menginginkan kader yang bersih. "Pokoknya bersih yah," tandasnya.

Seperti diketahui, citra Partai Demokrat memang memburuk sejak mantan Bendahara Umumnya Nazaruddin terjerat kasus korupsi. Menyusul Nazar ada nama Angelina Sondakh dan Andi Mallarangeng.

Ketum Partai Demokrat Anas Urbaningrum juga disebut-sebut terlibat kasus dugaan korupsi bersama Nazar, meskipun dibantah Anas. Karena berbagai kasus itu, elektabilitas partai turun hingga hanya mencapai 8,3 persen. Demokrat meradang dan meminta SBY bersikap, sehingga terjadilah pertemuan tertutup dan terkesan mendadak itu. [zul/rmol/rob]

Pemberdayaan Berbasis Masyarakat Tingkatkan Keterampilan Menulis Bahasa Inggris Siswa SMK YAPIM Biru-Biru

Sebelumnya

Kegiatan Pengabdian FKM USU Sosialisasi Pemberdayaan Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) Melalui Inovasi Healthy Coconut Balm Untuk Meredakan Nyeri Haid Secara Alami Dan Pembentukan Komunitas Srikandi Bahari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa