
Demikian disampaikan politisi PDI Perjuangan, Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Sabtu, 9/2/2013).
TB Hasanuddin sebenarnya tak mau ikut masuk dalam persoalan partai lain, termasuk Demokrat. Tapi sebagai warga negara, TB Hasanuddin juga menegaskan bahwa ia punya hak bicara untuk menilai sikap SBY yang mendua, antara urusan negara dan partai.
"Uruslah negara, uruslah rakyat. Sampaikan apa saja yang dilakukan SBY selama seminggu ini di luar negeri sebab rakyat harus tahu. Tapi sebaliknya (SBY) malah langsung menyelesaikan masalah-masalah pribadinya, masalah-masalah partainya," kata TB Hasanuddin, yang juga Wakil Ketua Komisi I DPR.
"Sebagai pemimpin negara, SBY sudah tidak efektif lagi. Dia sudah bukan negarawan lagi," sambung TB, yang jga Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat.
Dengan sikap SBY yang lebih mementingkan mengurus partai daripada negara, TB Hasanuddin yakin kepemimpinan nasional akan vakum hingga Oktober 2014. Dan ini cukup menghawatirkan mengingat gelagat terjadinya konfik horisontal maupun vertikal di berbagai daerah semakin meningkat.
"Konflik terjadi pada umumnya disebabkan karena tak pernah adanya solusi komprehensif mengenai sengketa tanah, buruh, batas wilayah, etnis, agama dan lain-lain. Penyelesaian konflik tak cukup hanya dengan Inpres atau Keppres semata, tapi dibutuhkan leadership yang kuat," demikian TB Hasanuddin mengingatkan. [ysa/rob/rmol]
KOMENTAR ANDA