
Pasalnya, desakan mereka agar Anas Urbaningrum untuk nonaktif, dan bahkan berharap Rapimnas yang akan digelar besok bisa dijadikan momentum mencari ketua umum baru memperkeruh suasana di partai penguasa itu.
"Kami sayangkan itu. Mestinya mereka mentaati imbauan dari Ketua Dewan Pembina (SBY), jangan memerkeruh, jangan menambah masalah. Mereka itu sudah melanggar perintah Pak SBY untuk jangan berkomentar yang tidak kondusif. Itu kan komentar yang membuat memperkeruh persoalan," jelas Ketua DPP Partai Demokrat, Umar Arsal kepada Rakyat Merdeka Online melalui sambungan telepon tadi malam (Jumat, 15/2/2013).
Makanya, orang dekat Anas Urbaningrum ini mendesak SBY untuk memberikan sanksi kepada Ulil Cs. Karena mereka telah melanggar etika kepartaian. "Pengurus DPP itu 200 lebih ya. Mereka harus belajar lagi berorganisasi. Mereka kan bagian dari DPP," jelasnya.
Lagipula, kata Umar, Ulil Cs tak punya hak untuk mendesak Anas nonaktif. Disamping, mereka semua orang baru yang belum berbuat apa-apa untuk Demokrat.
"Dan siapa mereka itu? Apa keringatnya di partai kok ngomonng seperti itu. Kalau DPC-DPC, yang bicara, yang punya hak suara atau DPD, itu masih logis. Sementara mereka kan bagian dari DPP, apa kompetennya mereka bicara seperti itu," tambah Umar.
Umar pun tak mau menanggapi saat ditanya, pernyataan-pernyataan Ulil Cs itu bukankah indikasi akan adanya Kongres Luar Biasa di Rapimnas Demokrat besok. Karena Umar mau menjaga dan menghormati arahan SBY. "Itukan oknum. Mudah-mudahan mereka sadar lah. Pokoknya kami tidak mau komentar. Kami tetap berharap situasi lebih kondusif," tandasnya. [zul/rob/rmol]
KOMENTAR ANDA