post image
KOMENTAR
Kalangan pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di negeri ini diprediksi bakal uring-uringan. Pasalnya mereka mengeluhkan rencana kenaikan harga elpiji 12 kilogram (kg) oleh Pertamina yang awalnya Rp70.200 melejit menjadi Rp95.600.

Ketua Asosiasi Pengusaha Bakery Indonesia (APEBI) Chris Hardijaya mengatakan, rencana kenaikan elpiji 12 kg akan berdampak besar bagi para pelaku UKM roti. Apalagi awal tahun para pengusaha sudah dibebani kenaikan tarif dasar listrik (TDL).

“Perusahaan roti sangat tergantung dengan listrik dan gas dalam produksinya, terutama untuk menyalakan oven,” katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurut dia, UKM roti sangat tergantung dengan gas karena untuk oven masih menggunakan elpiji 12 kg dan itu sangat boros. Setiap hari industri roti menghabiskan 3 tabung gas elpiji 12 kg.

Karena itu, kenaikan elpiji 12 kg sebesar Rp25.400 dari sebelumnya Rp70.200 menjadi Rp95.600 sangat memberatkan.

“Saat ini kami masih menghitung dan melakukan penyesuaian akibat kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP),” ucapn Chris.

Dia menjelaskan, saat ini beban biaya energi dalam cost roti mencapai 7-8 persen. Dengan kenaikan harga Rp25 ribu per tabung atau 35 persen dari sebelumnya, akan menambah biaya produksi 2 persen. Ditambah dengan kenaikan TDL, maka beban biaya energi dalam biaya produksi akan mencapai 10 persen.

Untuk mengantisipasi hal itu, kata Chris, para pengusaha akan melakukan penyesuaian harga 10-15 persen.

Namun, jika pemerintah mendukung usulan kenaikan gas 12 kg, maka keputusan itu bertolak belakang dari kebijakan pemerintah yang ngakunya berpihak kepada para UKM.

Chris mengaku saat ini jumlah pengusaha roti yang tergabung di asosiasinya mencapai 1.000 ang­gota dan 90 persennya adalah UKM meski belum ada yang gulung tikar.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) merencanakan kenaikan harga elpiji 12 kg kepada pemerintah.

Vice President LPG & Gas Products Pertamina Gigih Wahyu Hari Irianto mengatakan, pihaknya akan menaikkan harga jual elpiji 12 kg dari sebelumnya Rp5.850 menjadi Rp7.966,7 per kg atau naik Rp2.116,7 per kg.

“Dengan demikian, harga elpiji dari agen ke konsumen akan naik dari Rp70.200 menjadi Rp95.600 atau naik Rp25.400 per tabung kemasan 12 kg ,” katanya.

Menurut Gigih, kenaikan harga itu akan menurunkan kerugian Pertamina dari bisnis elpiji 12 kg. Tanpa kenaikan harga, kerugian elpiji 12 kg diperkirakan mencapai Rp5 triliun tahun 2013.

Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir menambahkan, pihaknya sudah memperoleh persetujuan rapat umum pemegang saham untuk menaikkan harga elpiji 12 kg di 2013. Pemegang saham Pertamina adalah perwakilan dari Kementerian BUMN, Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan. [Harian Rakyat Merdeka/rmol/ans]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Ekonomi