post image
KOMENTAR
Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro terpukul atas meninggalnya perwira AKP Andar Yones Siahaan yang menjabat sebagai Kapolsek Dolok Pardamean, saat menggerebek judi, Rabu (27/3/2013) malam.

Kapolda merasa mengalami dilema, ketika polisi mencoba mempertahankan diri dengan tembakan dituduh melanggar HAM, tapi begitu dibiarkan, nyawa pun melayang.

Berbicara usai melayat ke rumah duka di Jalan Pintu Air IV, Gang Kelapa, Simalingkar B, Medan Johor, Kamis (28/3/2013) siang, Wisjnu menyebutkan pengeroyokan terhadap AKP Andar Yones Siahaan adalah salah satu kasus diantara banyak kasus yang mesti dihadapi polisi di lapangan.

"Beginilah, kalau ditembak nanti melanggar HAM, tapi kalau tidak diambil tindakan, polisi yang menjadi korban, tapi itu merupakan risiko tugas," ucap Kapolda sambil berurai air mata.

Wisjnu bilang, pengeroyokan yang menyebabkan tewasnya AKP Andar berawal ketika mereka turun ke lokasi untuk melakukan penangkapan atas kasus perjudian.
Dalam upaya melakukan penangkapan itu, Andar dan tim diteriaki sebagai pencuri.  

Setelah mereka berhasil melakukan penangkapan terhadap Kosdin Saragih (48), istrinya bernama Tamaria Aruan (48) langsung berteriak meminta suaminya dilepaskan.

"Ketika mau dibawa ke Polsek, istri pelaku berteriak mengundang warga lain" ujar Wisjnu menambahkan.

Melihat situasi tersebut, kata Wisjnu, AKP Andar turun dan mencoba menjelaskan kepada warga. Namun warga bersikeras meminta polisi melepaskan Kosdin Saragih. Karena tidak diindahkan, warga melakukan pengeroyokan.

Saat dikeroyok, AKP Andar pasrah. Bahkan dia memerintahkan 3 anggotanya menyelamatkan diri.

"Karena massa makin beringas, Korban memerintahkan anggotanya menyelamatkan diri, sehingga ia sendiri yang menjadi korban penganiayaan," ujar Wisjnu menambahkan. [ded]

Anak Dan Ayah Keroyok Warga Hingga Tewas Di Medan

Sebelumnya

Ini Obat Cair Yang Digunakan Reynhard Sinaga 'Predator Seksual' Dalam Memperdaya Korbannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Kriminal