post image
KOMENTAR
MBC. Asosiasi Pilot Indonesia mengeluhkan minimnya fasilitas di bandara. Jika tak dibenahi maka kondisi itu akan merugikan maskapai nasional.

Ketua Asosiasi Pilot Indonesia Hasfrinsyah mengungkapkan, jam penerbangan kini sudah sangat padat. Sementara  fasilitas landasan tidak memandai.

''Pesawat yang ingin terbang atau mendarat harus menunggu giliran dan memakan waktu lama. Ini merugikan karena waktu tidak efisien dan pesawat harus mengkonsumsi bahan bakar lebih banyak,” gerutu Hasfrinsyah di Gedung DPR, kemarin.

Dia mencontohkan, Bandara Adi Sucipto Yogyakarta sebagai bandara paling kritis. Buktinya, untuk masuk ke bandara itu bisa tertunda sampai 20-30 menit. Bisa dibayangkan, berapa bahan bakar yang terbuang.

Selain itu, ungkap Hasfrinsyah lagi, tempat parkir pesawat di sejumlah bandara sudah makin sempit. Kondisi ini sangat mengerikan. Sebab, pernah beberapa kali terjadi senggolan pesawat.

Anggota Komisi V DPR Eriko Sutarduga meminta, jadwal penerbangan dan pembelian pesawat dihentikan sementara.

''Untuk memecahkan masalah ini, salah satunya dengan membuat moratorium. Agar masalah-masalah penerbangan bisa diminimalisir. Masalah ini tidak bisa dianggap kecil karena menyangkut keselamatan,''tegas Eriko

Selama moratorium nanti, kata Eriko, pemerintah harus mencari solusi untuk mengatasi padatnya jadwal penerbangan. Misalnya, mengkaji kemungkinan memberdayakan bandara lama yang kini tidak aktif untuk penerbangan komersial.

''Apakah nanti membangun bandara baru atau sementara buka dulu Halim dan Pondok Cabe. Apa bisa di Soekarno Hatta dibangun runway ketiga,'' cetusnya seperti disiarkan Rakyat Merdeka Online. [ans]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi