post image
KOMENTAR
Karo kehilangan putra terbaik yang cukup membanggakan. Maestro musik dari Karo, Djasa Tarigan meninggal dunia di Rumah Sakit Sundari, Medan, Senin (17/6/2013) pagi sekitar pukul 06.00 WIB.

Djasa yang dikenal lewat kejeniusannya memainkan kulcapi itu  menghembuskan nafas terakhirnya setelah mendapat serangan jantung.

Kabar ini membuat banyak orang dekat Djasa terkejut. Pasalnya, lelaki kelahiran Kabanjahe 19 Oktober 1963 ini nyaris tidak pernah menyinggung mengenai kesehatannya.

"Saya sempat tak percaya kalau Djasa Tarigan telah meninggal," ujar Benson Kaban, pemilik BS Record Event Organizer yang mendapat kabar duka dari tetangga Djasa.

Menurut Benson, semasa hidup, Djasa adalah seniman yang low profile dan dekat dengan anak muda. Keberadaan Djasa di mata seniman muda Karo sangat membaggakan dan menjadi inspirasi anak muda.

"Beliau meraih peringkat ketiga International Rondalla Festival Querdas sa Pagkakaysa di Tagum City Philipina”, 12-19 Februari 2011 dan di ajang itu pula Djasa Tarigan kembali dianugerahkan gelar Maestro Kulcapi, Player Musik Petik Nomor Satu Dunia" tutur Benson kepada Medanbagus.Com.

Benson yang mengaku terakhir bercengkrama dengan Almarhum saat pagelaran Konser Tio Fanta beberapa waktu lalu itu juga mengisahkan, bahwa Djasa adalah orang penting di balik kesuksesan perusahaan rekaman yang saat ini digelutinya.

"Bahkan Djasa Tarigan adalah orang penting di balik berdirinya BS RECORD, diawali ABAD 21 Production sebagai Embrio BS Record. Saat itu ABAD 21 Fokus dalam Kolaborasi Seni Budaya Karo dengan men-tradisikan kembali Musik Karo ditengah situasi musik modern," ujar Benson yang memulai kiprah perusahaan rekamannya dengan pagelaran konser Tio Fanta.

Benson mengungkapkan, bahwa diantara dirinya dan Djasa masih ada pekerjaan yang belum terlaksana. Dikatakan dia, Djasa tarigan bersama BS Record tengah menyiapkan sebuah konser tunggal yang akan dihadiri delapan negara. Konser itu, lanjut Benson akan digarap seratus persen dengan menggunakan alat akustik.

"Kita siapkan. Bulan enam (Juni) nanti kukabari kam, kata beliau," kenang Benson.

"Mesti kami punya rencana, tapi Tuhan punya rencana lain. Bulan enam (Juni) saya mendapatkan kabar kalau Djasa telah meninggal," ujar Benson.

Saat ini, jenasah Djasa disemayamkan di rumahnya, jalan Bunga Herba II No.26 Medan. Di rumah duka, telah hadir putra-putra penerus bakat Djasa, diantaranya Yanto Tarigan dan Rocky Pramana.

Djasa yang juga memiliki Djast Entertainment itu, selama hidupnya telah menerima berbagai penghargaan diantaranya,  Maestro Musik Karo di Leiden University Belanda 2000, Maestro dari Technics di Osaka Jepang 2001, Maestro Kulcapi Karo di Manila 2011.

Selamat jalan Bung! Kam tetap jadi inspirasi dan idola sepanjang masa. [hta]

KOMENTAR ANDA