post image
KOMENTAR
Seorang pasien hamil meninggal dunia di ruang bersalin RSUD Rantauprapat, Rabu (27/11/2013). Penyebab kematiannya, diduga karena faktor keracunan. Korban meninggal dunia, Surmawati (19), warga Desa Rintis Kecamatan Silangkitang, Labuhanbatu Selatan (Labusel) merupakan pasien kiriman dari Rumah Sakit Citra Medika, Rantauprapat.

Informasi yang diperoleh wartawan di instalasi gawat darurat (IGD) RSUD Rantauprapat menyebutkan, Surmawati dikirim ke rumah sakit pemerintah itu sekira jam 08.30 Wib.

"Kondisinya kritis sewaktu datang ke mari," ujar salahseorang perawat di sana.

Ditambahkan, ketika masuk, kondisi tekanan darah mencapai 120/80 dengan suhu tubuh 35 derajat. Setelah mendapatkan perawatan medis, selanjutnya pasien dikirim ke ruang bersalin di RS itu. Di ruangan itu, kondisinya kian kritis sehingga kondisi tubuh terus mengalami tekanan darah yang tinggi.

"Tekanan darahnya terus meningkat menjadi 190/140," jelas perawat yang menyembunyikan identitasnya.
 
Tapi, melihat kondisi pasien seperti itu, pihak medis terkesan hanya dapat melakukan pemberian oksigen, infus dan upaya menurunkan tekanan darah korban.

"Sesuai Protapnya, pasien mendapat oksigen, dan obat menurunan tensi darah," ujar salahseorang sumber di ruang bersalin itu.

Tapi, kata dia, indikasi kuat penyebab korban yang masa kehamilannya tujuh bulan itu meninggal dunia, dikarenakan mengalami keracunan dari janin dalam kandungan yang sebelumnya telah meninggal lebih awal.

"Karena datang ke mari (RSUD), bayi dalam kandungan sudah meninggal dunia," paparnya.

Sementara pihak RS Citra Medika ketika dihubungi terkesan kurang memberikan informasi pasti. Sebab, prosedur konfirmasi yang diterapkan pihak manajemen disana terkesan berbelit-belit.

"Silahkan konfirmasi ke humas," ujar salahseorang petugas jaga di resepsion.

Sedangkan Desy, Humas RS Citra Medika mengaku tidak mengetahui pasti tentang pasien kiriman pihaknya ke RSUD Rantauprapat. Alasannya, dia masuk dinas sekira jam 11.00 Wib, sedangkan pengiriman pasien sekira jam 08.30 Wib.

Untuk itu, dia menganjurkan agar mengkonfirmasi langsung ke dokter di RS itu yang menangani pasien tersebut.

"Silakan konfirmasi ke dokter spesialis kandungannya," jelasnya.

Unjukrasa Dokter
Sementara itu, para dokter yang bertugas di Labuhanbatu melakukan aksi solidaritas Nasional, seluruh dokter di Indonesia turun ke jalan menuntut pembebasan dokter Dewa Ayu Sasiary Prawan dan dua koleganya yang diputus bersalah telah melakukan tindakan malpraktik terhadap seorang ibu bernama Julia Fransiska Maketey di Manado, Sulawesi utara pada 2010 silam.

Puluhan dokter dari rumah sakit pemerintah dan swasta yang ada di Rantauprapat, juga turut menggelar aksi solidaritas untuk dokter Dewa Ayu dengan melakukan longmarch dari Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat, menuju Kantor Kejaksaan Negeri dan Kantor Pengadilan Negeri, di jalan SM Raja Rantauprapat.

Perwakilan aksi dokter Edi Janes mengatakan, pihaknya merasa bahwa dokter Ayu tidak melakukan kesalahan.

"Dokter Ayu sudah melakukan tindakan yang sesuai dengan prosedur, dan kita berharap pihak kejaksaan agung dapat membebaskan dokter ayu tersebut," katanya.

Janes juga menambahkan, pihaknya juga tidak menampik bila ada dokter yang melakukan kesalahan untuk diproses sesuai hukum yang berlaku.

Para pengunjuk rasa hanya melakukan aksi diam sambil sesekali berpose foto bersama di depan kantor Kejasaan Negeri Rantauprapat. Setelah kurang lebih 30 menit, para pengunjuk rasa yang menggunakan pita hitam di lengan kanannya melanjutkan aksi mereka dengan berjalan kaki menuju Kantor Pengadilan Negeri.

Disana sejumlah dokter sempat membacakan puisi yang berisi dukungan moril terhadap dokter Dewa Ayu dan kawan-kawan yang saat ini sedang tersandung masalah hukum. [jar|ded]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Komunitas