post image
KOMENTAR
Kisah ini boleh dikategorikan sebuah terobosan. Berdasarkan perhitungan Alasmar Tampubolon, seorang guru matematika di SMA di Balige, bertanam ekaliptus lebih menjanjikan dari pada yang lain di lahan nganggur-nya.

Alasmar (53), memiliki lahan seluas 50 hektar di desa Tanggabatu Barat, kecamatan Tampahan, Tobasamosir, sekitar 1,5 km dari bibir Danau Toba.

Pada tahun 2004 sebenarnya ia sudah menanami 2 hektar diantaranya dengan 2.000 bibit ekaliptus (eucalyptus spp). Setengahnya hidup dan kini berdiri kokoh menjadi pohon-pohon besar dan teduh. Bahkan sudah lebih dari siap untuk dipanen.  

Sebagian lahannya lagi, 4 hektar, ia tanami jagung, kopi dan jeruk. Sebagian lainnya, disewakan kepada orang lain untuk ditanami sayur tomyam.

Lantaran bertanam sayur dan buah di lahannya itu kurang berhasil, Alasmar yang sudah 26 tahun menjadi guru matematika itu hendak menanam (kembali) ekaliptus di tanah seluas 4 hektar tersebut.

TobaPulp (PT Toba Pulp Lestari,Tbk) sendiri, selaku pionir dalam pembudidayaan ekaliptus di Indonesia, menyambut baik dan mendukung niat tersebut.

Industri bubur kertas (pulp) di Porsea ini telah pun menyumbang 1.200 bibit ekaliptus klon, dan 1.000 bibit diantaranya sudah pun ditanam Oktober lalu.  

Adakah alasan mengapa tanam ekaliptus dan bukan jenis lain seperti pinus?

"Ekaliptus cepat sekali tumbuh dan besar, dan dengan demikian maka cepat dipanen. Kemudian, tidak terlalu rewel sehingga tidak memerlukan perlakuan khusus. Perawatannya tergolong mudah dan gampang "dibelai" usai jam kerja di sekolah. Satu hal lainnya, memiliki nilai-jual lumayan tinggi," jelasnya dalam keterangan yang diterima MedanBagus.Com, Rabu (4/12/2013).

Alasmar pun sudah menegaskan, kelak akan menjual seluruh hasil ekaliptusnya kepada TobaPulp, dan akan membuka sendiri jalan baru sepanjang 300 meter sebagai akses masuk kendaraan pengangkut ke "kebun miliknya.

Bila TobaPulp merupakan pionir dalam budidaya ekaliptus di Indonesia, maka pak guru Alasmar dapatlah dikatakan pionir budidaya ekaliptus secara mandiri di Toba. [ded]

Berhasil Kumpulkan Dana Rp 30 Juta, Pemkot Palembang Sumbang Untuk Beli APD Tenaga Medis

Sebelumnya

Virus Corona Menjadi Alasan Deretan Pasangan Artis Ini Tunda Pernikahan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Ragam