Sidang Raya PGI XVI dibuka langsung oleh Wakil Presiden, HM Jusuf Kalla, pada Selasa pagi (11/11). Pembukaan dihadiri oleh Menteri Agama, Menteri Hukum dan HAM, Gubernur Sumut, Anggota DPR RI, Bupati dan Walikota se-Nias. Sidang ini sendiri direncanakan berlangsung sampai Senin mendatang (17/11)
Dalam keterangan pers yang redaksi terima dari Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia PGI, Jeirry Sumampow, dijelaskan bahwa Tema Sidang Raya tahun ini adalah "Tuhan Mengangkat Kita Dari Samudera Raya" (berdasarkan Mazmur 71:20b).
Tema itu terinspirasi dari pengalaman tragis Kepulauan Nias yang pernah dilanda gempa dan tsunami dahsyat. Tema itu juga merupakan pengakuan iman sekaligus ucapan syukur atas penyertaan Tuhan yang tak pernah meninggalkan umat-Nya.
"Seperti dijelaskan dalam khotbah pembukaan oleh Pendeta Tuhoni Telaumbanua (Ephorus Banua Niha Kriso Protestan), 'samudera raya' atau tekhom itu bukan hanya bencana alam, tetapi juga bencana buatan manusia yang kini justru makin berbahaya dan telah memakan jutaan korban," ujar Jeirry.
Karena itu, tema SR XVI PGI mendapat penjelasan dalam subtemanya. PGI melihat ada empat persoalan krusial (tekhom) yang masih akan mewarnai perjalanan bangsa Indonesia, termasuk gereja-gereja. Yakni kemiskinan, ketidakadilan, radikalisme, dan bencana ekologis.
"Persoalan tersebut harus diatasi secara bersama-sama dengan seluruh komponen bangsa untuk mengamalkan kembali nilai-nilai Pancasila," terang Jeirry.
Menurut Jeirry, Sidang Raya merupakan forum tertinggi gereja-gereja setiap lima tahun untuk mengambil keputusan strategis mengenai berbagai persoalan dan merancang arah gerak keesaan.
"Jika Sidang Raya XVI PGI di Nias ini tidak mampu mendengar jeritan penderitaan rakyat dan tidak mampu merancang strategi untuk melawan bencana buatan manusia atau tekhom itu, bukan tidak mungkin gereja-gereja akan menjadi tekhom bagi manusia," ujar Jeirry dalam rilisnya. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA