post image
KOMENTAR
Kesulitan untuk "menembus" rumah pejabat menjadi "penderitaan" utama para Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) saat melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih untuk Pilkada Medan 2015. Alhasil, hingga saat ini proses coklit tersebut belum tuntas dilakukan di Kota Medan.

"PPDP kesulitan 'menembus' rumah pejabat, birokrat dan pemukiman Tionghoa," kata Komisioner KPU Medan Divisi Data dan Sosialisasi, Edy Suhartono, Rabu (5/8).

Edy Suhartono menjelaskan, kesulitan ini menjadi keluhan yang paling banyak yang disampaikan oleh petugas PPDP saat dilakukannya monitoring dan evaluasi kinerja PPDP oleh Panitia Pemilih Kecamatan (PPK). Dibeberapa wilayah tertentu, kalangan etnis Tionghoa menurutnya tidak bersedia ketika didatangi PPDP. Ada juga rumah pengusaha dan pejabat yang tidak bisa ditembus. Salah satu trik yang dianggap mumpuni menyelesaikan persoalan ini yakni dengan mengajak aparat pemerintah seperti kepling dan tokoh masyarakat.

"Dalam evaluasi, kita berbagi pengalaman. Kita berharap trik yang baik bisa diterapkan di wilayah lain," ungkapnya.

Edy menjelaskan berbagai kesulitan yang dialami petugas membuat proses coklit tersebut masih berjalan sekitar 60 persen. Pihaknya berencana melakukan coklit secara bersama-sama pada daerah yang masih sulit 'ditembus' tersebut.

"Kita main keroyok mana wilayah yang sulit kita kerjakan rame-rame," demikian Edy.[rgu]

Penundaan Pelantikan Kepala Daerah di Kepulauan Nias akan Membuat Kepulauan Nias Semakin Mundur!

Sebelumnya

Maju di Pilkada Sumut, Sofyan Tan Pasti Punya Hitung-hitungan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga