post image
KOMENTAR
Di era otonomi daerah, bupati dan walikota merupakan ujung tombak kebudayaan nasional.

Untuk mencari figur-figur bupati dan walikota yang pro-kebudayaan, agar bisa menjadi inspirasi bersama, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat memberikan Anugerah Kebudayaan kepada 8 Bupati/Walikota.

Penghargaan yang ditetapkan pada akhir tahun ini, akan diserahkan kepada yang bersangkutan pada puncak Hari Pers Nasional (HPN)2016 di Lombok-NTB, awal Februari 2016.

"Kita ingin Bupati/Walikota yang menerima penghargaan ini lebih memacu diri, dalam membangun kebudayaan di daerahnya masing-masing. Khususnya peduli melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan kebudayaan lokal untuk pembangunan yang berkeadaban. Sehingga dapat menjadi inspirasi kita bersama, serta memotivasi para pimpinan daerah seluruh Indonesia dalam berlomba-lomba memajukan kebudayaan," tutur Ketua Umum PWI Pusat Margiono.

Sekretaris Jenderal PWI Hendry Ch Bangun menambahkan, negara maju seperti Jepang dan China, meski globalisasi mendera, hingga saat ini mereka tetap hidup dengan kebudayaannya yang terus diaktualisasikan, sehingga laras dan bisa untuk menjawab tantangan yang ada, tanpa kehilangan karakter dan jatidiri.

Bahkan mereka tidak ketinggalan, dan berada dalam kemajuan dengan karakternya budayanya sendiri. Indonesia dengan kebudayaannya yang ada, sudah seharusnya bisa.

Ketua Pelaksana Anugerah Kebudayaan PWI Pusat Yusuf Susilo Hartono berpendapat, dalam konteks otonomi daerah, wajah kebudayaan nasional pada hakekatnya adalah himpunan dari berbagai kebudayaan daerah, yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

"Kalau kebudayaan di masing-masing daerah itu maju, maka akan majulah wajah Kebudayaan Nasional kita. Sebaliknya, kalau kebudayaan di masing-masing daerah banyak yang 'sakit', otomatis kebudayaan nasional kita juga sakit," terangnya.  

Untuk keperluan memilih ke-8 Bupati/Walikota ini, PWI Pusat membentuk sebuah tim, yang terdiri dari para pengurus dengan memanfaatkan mata dan telinga” PWI yang ada di berbagai daerah di Tanah Air.

Tim tersebut beranggotakan Margiono (Ketua Umum PWI Pusat), Hendry Ch. Bangun (Sekjen PWI Pusat), Yusuf Susilo Hartono (Departemen Film, Kebudayaan dan Pariwisata), Priambodo RH (Ketua Bidang Multimedia, Teknologi Informasi/ Kepala Sekretariat), Banjar Chaeruddin (Anggota Penasihat), E.Subekti  (Komisi Pendidikan), Mohamad Ihsan  (Wakil Bendara Umum), Rudy Novrianto ( Wakil Sekretaris Jendral).

Sebagaimana isi siaran pers PWI Pusat disebutkan bahwa  Anugerah Kebudayaan untuk Bupati/Walikota ini tanpa rangking, sebab masing-masing daerah mempunyai kebudayaan dan tantangan khasnya sendiri-sendiri. Namun dalam penilaiannya, tim membuat pengkategorian, misalnya metropolitan, maritim, perbatasan, dan lain-lain, yang dipergunakan sebagai basis”.

Alhasil, delapan bupati/walikota yang akhirnya terpilih menerima Anugerah Kebudayaan. Mereka adalah Mochamad Ridwan Kamil (Walikota Bandung-Jawa Barat), Dedi Mulyadi (Bupati Purwakarta-Jabar), Hugua (Bupati Wakatobi-Sulawesi Tenggara), Wilhelmus Foni (Plt Bupati Belu-NTT), Ali Yusuf (Walikota Sawahlunto-Sumbar), Enthus Susmono (Bupati Tegal- Jawa Tengah), Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi-Jawa Timur), dan terakhir Jimmy F.Eman (Walikota Tomohon-Sulawesi Utara).[hta/rmol]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas