
Selesainya perehaban bangunan di Lapangan Merdeka Medan akan menjadi berkah tersendiri bagi pedagang, karena pedagang buku bisa kembali berjualan buku di tempat yang dahulunya mereka perjuangkan.
"Kios buku di Jalan Pegadaian Medan itukan hanya sementara saja, rencananya para pedagang buku akan dikembalikan ke Lapangan Merdeka kembali, apalagi areal itu nantinya akan dibangun tiang pancang untuk dua jalur rel kereta api. Tetapi pemindahan kios buku ke Lapangan Merdeka Medan adalah domainnya Pemerintahan Kota (Pemko) Medan," kata Manager Humas Drive 1 Sumatera Utara (Sumut) PT KAI Rapino Situmorang kepada MedanBagus.Com.
Dia menyebutkan, tiang pancang untuk dua jalur rel kereta api juga sudah dibangun per 15 Januari kemarin. Karena itu, dia berharap pengosongan kios buku di Jalan Pegadaian Medan segera dilakukan pihak Pemko Medan.
"Kita juga sudah menyurati pihak Walikota Medan dan sudah mengadakan pertemuan (rapat) dengan beberapa kepala dinas, seperti Bappeda Medan, Tarukim Medan dan Dishub Medan," ucapnya.
Menurutnya, pemindahan kios buku ke Lapangan Merdeka Medan nantinya, tidak akan terjadi keributan lagi seperti sebelumnya. Hal ini karena, berdagang buku di Lapangan Merdeka adalah harapan mereka.
"Dulu ributnya karena mereka tidak mau terjadi penurunan omzet, karena khawatir pembeli tidak seramai sewaktu di Lapangan Merdeka. Para pedagang buku sebenarnya dulu tidak mau dipindahkan dari Lapangan Merdeka ke Jalan Pegadaian Medan. Jadi, saya rasa proses pemindahan nanti tidak ada masalah. Apalagi, struktur pembangunannya juga lebih teratur, kios buku berada di lantai dua, sedangkan lantai dasarnya untuk parkiran. Kalau dulu kan tidak ada parkiran, jadi terkesan semrawut," katanya.
Terkait Jembatan Titi Gantung Medan, Rapino menjelaskan, pihaknya masih belum mendapatkan kejelasan mengenai hak kepemilikan lahan tersebut, apakah Sementara itu, disinggung mengenai Jembatan Titi Gantung yang selama ini disalahgunakan masyarakat menjadi tempat maksiat, Rapino sempat terkejut, ia menuturkan hal itu sebaiknya segera disterilkan karena dapat merusak citra Kota Medan dimata wisatawan, baik domestik maupun internasional.
"Wah, saya baru dengar kabar itu, tapi memang ada baiknya pihak Pemko Medan bekerjasama dengan pihak kepolisian segera mensterilkan tempat tersebut. Sebaiknya, fungsinya memang bisa diubah agar lebih bermanfaat," harapnya.
Adapun, kata Rapino, untuk empat perjalanan kereta api Sri Lelawangsa atau rute Medan-Binjai dan Binjai-Medan, mulai Minggu, 17 Januari 2016, dilakukan perubahan atau pembatalan jadwal. Hal ini dikarenakan, adanya pengaturan baru operasional perjalaan kereta api, yakni untuk rute Medan-Binjai dengan nomor KA U82, keberangkatan pukul 20.15 Wib dan kedatangan pukul 20.47 Wib. Nomor KA U84, keberangkatan pukul 21.45 Wib, dan kedatangan pukul 22.17 Wib. Kemudian, rute Binjai-Medan, dengan nomor KA U81, keberangkatan pukul 21.00 Wib, dan kedatangan pukul 21.32 Wib. Serta nomor KA U83 dengan keberangkatan pukul 22.30 Wib, dan kedatangan pukul 23.02 Wib.
"Untuk perjalanan KA Sri Lelawangsa lainnya tidak mengalami perubahan (tetap). Perubahan jadwal ini disebabkan karena sepi penumpang, sehingga ditinjau ulang dan dievaluasi kembali," tukasnya. [hta]
KOMENTAR ANDA