
Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI) Panji Nugraha mengatakan, salah satu bukti perekonomian anjlok adalah posisi nilai tukar rupiah yang hampir menembus angka Rp. 14.000 per dollar AS dengan ditutup diangka Rp. 13.852.
"Masyarakat heran dengan statement Jokowi yang mengatakan perekonomian Indonesia akan ‘meroket’. Namun, nyatanya rupiah terus tertekan dan anjlok hampir tembus Rp. 14.000 per Dollar AS," terang, Selasa (19/1).
Panji menilai, terpuruknya perekonomian Indonesia semakin menunjukkan bahwa pasar masih tidak menunjukkan kepercayaannya terhadap Pemerintah Jokowi-JK. Hal itu juga terjadi akibat aksi teror Bom Sarinah yang sempat berpengaruh besar.
"Sebab terbesar anjloknya nilai tukar rupiah adalah berada di faktor internal dan hal tersebut membuktikan jika fundamental perekonomian Indonesia masih buruk. Dan bukan tidak mungkin masyarakat kembali mempertanyakan kabar dan menagih janji Jokowi yang mengatakan perekonomian Indonesia akan ‘meroket’ dengan kencang," demikian Panji. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA