Menurut Deputi Produksi dan Pemasaran Kemenkop UKM I Wayan Dipta, sesuai studi AC Nielsen, pasar modern di Indonesia tumbuh 31,4 persen per tahun. Sementara pasar tradisional mengalami penyusutan 8 persen per tahun.
"Jika kondisi ini dibiarkan maka ribuan bahkan jutaan pedagang kecil akan kehilangan mata pencahariannya. Karena pasar tradisional tenggelam alias bubar," ujarnya di Jakarta, Minggu (28/2).
Wayan menjelaskan, saat ini jumlah pasar tradisional di Indonesia mencapai 13.450 unit yang menampung sedikitnya 12,6 juta pedagang kecil. Karena itu, untuk tahun 2016, Kemenkop UKM merencanakan revitalisasi pasar tradisional sebanyak 85 unit.
"Program revitalisasi pasar tradisional sudah kita lakukan sejak 2003 lalu. Sampai dengan 2015 telah dilakukan revitalisasi sebanyak 569 pasar tradisional. Untuk tahun lalu ada 64 pasar tradisional yang kita revitalisasi," bebernya.
Untuk tahun ini telah ditetapkan revitalisasi pasar tradisional di daerah tertinggal dan wilayah perbatasan. Sedangkan di daerah yang terkena bencana akan ada 20 pasar yang direvitalisasi. Yakni di Aceh, Banten, Jatim, Kalteng, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Papuan Barat, dan Papua.
"Untuk 2017, kami menghimbau kepada pemerintah daerah agar segera mengusulkan pasar tradisional yang direvitalisasi dan dikelola melalui wadah koperasi dengan dana Tugas Pembantuan. Usulan ini akan kita bahas dalam pembahasan anggaran bersama Kemenkeu dan Bappenas," demikian Wayan. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA