"Perjuangan Rio layak didukung oleh semua pihak," kata Direktur Eksekutif Indonesia Budget Control (IBC), Akhmad Suhaimi, kepada Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Selasa, 8/3).
Namun sayang, lanjut Suhaimi, keinginan Rio untuk mengharumkan nama bangsa terkendala dana. Rio butuh dana sebesar 15 juta euro. Dan saat ini baru dibantu PT Pertamina sebesar 5 juta euro.
"Lalu kemana BUMN lainnya? Atas kepedulian Pertamina, publik harus berterima kasih, pun Presiden Joko Widodo harus menegur BUMN lainnya agar bersama-sama membantu Rio. Bagaimana pun Rio berjuang bukan untuk kepentingan pribadi, tapi untuk mengharumkan nama baik bangsa Indonesia," jelas Suhaimi.
Syukur, sambung Suhaimi, ada elemen bangsa yang tergerak hatinya untuk membantu perjuangan Rio, diantaranya gerakan yang digalang di lingkungan Pegawai Negeri Sipil (PNS ) Kementrian Pemuda dan Olahraga, yaitu urunan sukarela sebagai bentuk kepedulian dengan gerakan yang diberi nama "Solidaritas Merah Putih untuk Rio Haryanto."
Di balik rasa syukur, lanjut Suhaimi, ada juga hal yang memilukan. Sebab pada saat anak bangsa sedang kesulitan mencari sponsor sebagai atlit, justeru ada BUMN yang sanggup mengeluarkan dana begitu besar untuk olah raga bangsa lain, dan bukan untuk bangsa Indonesia.
"PT Garuda Indonesia sejak tahun 2012 rela mengeluarkan dana sebesar 9 juta dolar AS per tahun untuk sponsor sepak bola luar negeri, Liverpool, tapi tak peduli dengan nasib atlet banga sendiri yang sedang sekarat mau bertanding di Formula 1. Padahal arena Formula 1 tak kalah berkelas dengan Liga Ingris," demikian Suhaimi. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA