post image
KOMENTAR
Deparpolisasi, istilah yang sedang beken belakangan ini, muncul setelah Basuki Tjahaja Purnama sebagai petahana Gubernur DKI Jakarta, memilih mencalonkan diri untuk Pilgub DKI Jakarta lewat jalur perseorangan atau independen.

Peneliti politik dari Populi Center, Tommy Legowo, menyatakan, deparpolisasi adalah upaya atau proses yang sengaja atau tidak sengaja mengurangi atau bahkan menihilkan peran partai politik.

"Dalam konteks demokrasi, parpol pilar utama demokrasi. Dalam demokrasi, jika parpol dinihilkan perannya, maka demokrasi enggak jalan. Jadi, depaprpolisasi yang dibicarakan belakangan itu mempunyai pengertian seperti itu," kata dia dalam diskusi bertema "Deparpolisasi, Koreksi atau Sanksi Politik" di Menteng, Jakarta, Sabtu (12/3).

Di era Orde Baru, lanjutnya, deparpolisasi dilakukan berbeda yakni lewat penyederhanaan parpol. Jumlah parpol dibatas menjadi tiga saja.

Menurut dia, kini istilah deparpolisasi muncul kembali akibat langkah Ahok memilih jalur independen.

Ahok dianggap menjadi saingan parpol-parpol yang sebelumnya mendominasi jalur politik menuju pemilihan kepala daerah. Apalagi, sejarahnya Ahok bisa duduk di kursi Gubernur tak lepas dari dukungan Partai Gerindra dan PDI Perjuangan di Pilgub DKI tahun 2012.

"Jalan yang tadinya lewat parpol, jadi ada saingannya. Jadinya peran parpol dianggap agak berkurang," jelasnya.

"Orang masuk parpol sukarela, keluar dari parpol pun secara sukarela. Tapi, dalam parpol memang ada prinsip penting soal loyalitas anggota terhadap partai. itulah jiwa parpol. Kalau loyalitas hilang, parpol hilang," lanjut dia.[rgu/rmol]

Ganjar Pranowo Dilaporkan ke KPK, Apakah Prediksi Fahri Hamzah Terbukti?

Sebelumnya

Apple Kembali Alami Kenaikan Pendapatan, Kecuali di China Raya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Peristiwa