Sementara api yang berasal dari ban bekas yang terbakar terus membesar. Demikian pula dengan butir batu yang tak henti-hentinya berterbangan menghantam aspal jalan yang sudah basah karena tersiram air dari mobil pemadam kebakaran yang diturunkan khusus untuk menghalau pengunjuk rasa. Sejumlah fasilitas umum pun telah porak-poranda.
Menjelang siang, demonstran sudah nyaris masuk ke halaman kantor walikota. kekuatan pengamanan yang dimiliki kepolisian kota Binjai sudah nyaris kehilangan daya dan upaya. Namun, beruntung, ratusan warga yang mengamuk kemudian berhasil balik ditekan, setelah pasukan anti huru-hara yang diterjunkan Detasemen A Brimob Poldasu masuk dan membantu pengamanan.
Pasukan anti huru-hara dengan sigap mengusir demonstran yang mencoba masuk dengan menembakkan air dari dua unit water canon yang didatangkan.
Bukan itu saja, langit Kota Binjai pun sempat dihentakkan dengan letusan suara api beberapa kali.
Selepas itu, terdengar jelas suara ambulance meraung-raung masuk ke pinggir lokasi bentrokan. Tampak pula sejumlah pendemo ditarik dan dimasukkan ke dalam mobil komodo yang dibawa.
Sementara sejumlah personel BPBD Kota Binjai berupaya keras menarik demonstran yang diduga mendapat luka tembakan yang dilepaskan pasukan anti huru-hara.
Setengah jam berikutnya, keadaan benar-benar dapat dikendalikan personel Brimob. Demonstran dapat dibubarkan. Tinggallah puing-puing batu dan sejumlah fasilitas umum yang hancur.
Peristiwa ini adalah sebuah adegan simulasi sistem pengamanan kota yang digelar Detasemen A Brimob bekerja sama dengan Satpol PP, Polres Binjai, BPBD dan Pemkon Binjai ini terasa mencekam. Di Binjai sendiri, belum pernah terjadi peristiwa seperti ini.
Puncak kegiatan simulasi hari ini merupakan rangkaian pelatihan keterampilan sistem pengamanan kota yang digelar Detasemen A Brimob Poldasu sejak Senin (21/3).
Kegiatan ini ditutup dengan laporan komandan upacara kepada inspektur upacara, Kepala Detasemen A Brimob AKBP Nugroho Tri Nuryanto yang di tempatkan di lapangan merdeka Binjai. [hta]
KOMENTAR ANDA