Begitu ditegaskan Wakil Ketua MPR, Mahyuddin menanggapi pembajakan kelompok separatis Abu Sayyaf terhadap dua kapal milik Indonesia, kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 yang membawa 7 ribu ton batubara berikut 10 awak berkebangsaan Indonesia.
"Berkaitan dengan tembusan, saya kira harus dihitung baik-baik dan intinya tidak ada negosiasi dengan teroris," ujarnya di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, (29/3).
Menurut dia pemerintah harus mencari upaya lain selain negosiasi. Misalkan dengan mengirimkan pasukan untuk membebaskan para sandera.
"Indonesia kan bukan sekali ini, Indonesia pernah disandera, kapalnya pernah disandera di perairan Somalia dengan tebusan juga dan kita bisa menyelesaikan dengan baik. Indonesia pernah Garuda disandera juga dan bisa diselesaikan dengan baik," ujarnya meyakinkan.
Untuk itu, menurut dia pemerintah Indonesia harus segera berkoordinasi dengan pemerintahan Filipina dalam upaya penyelamatan WNI yang disandera.
"Jangan membiasakan negara bernegosiasi dengan teroris," ucapnya lagi.[hta/rmol]
KOMENTAR ANDA