post image
KOMENTAR
Pertarungan Pilkada DKI Jakarta pada 2017 mendatang semakin seru.

Daftar tokoh yang ingin berpartisipasi dalam pemilihan gubernur Jakarta bertambah. Sebelumnya ada sang petahana Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, artis Ahmad Dhani, pengusaha Sandiaga Uno, mantan menteri dan politisi juga pengacara Yusril Ihza Mahendra, serta anggota DPRD Jakarta Haji Lulung.

Belakangan, giliran wartawan senior Teguh Santosa menyatakan siap mengikuti pemilihan gubernur DKI Jakarta. Spanduk dukungan untuk Teguh telah tersebar di banyak titik di Jakarta. Dukungan juga mengalir deras dari teman-temannya di media sosial.

Teguh lahir di Medan pada tanggal 30 Juli 1975. Dia menyelesaikan pendidikan di Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Padjadjaran pada tahun 2000. Sempat menuntut ilmu di National University of Singapore (NUS) pada 1999, gelar master di bidang ilmu politik diraihnya dari University of Hawaii of Manoa (UHM), Amerika Serikat pada 2009.

Sekembali dari Hawaii, Teguh memulai kariernya sebagai dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, juga di London School of Public Relations (LSPR) Jakarta. Selain itu dia juga tercatat sebagai Wakil Rektor Universitas Bung Karno (UBK) Jakarta.

Ketua bidang Luar Negeri Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) itu juga memiliki pengalaman internasional yang beragam. Dia menjabat sebagai Sekjen Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara dan Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko. Teguh beberapa kali diundang berbicara di luar negeri terkait sejumlah isu. Pada tahun 2011 dan 2012 Teguh diundang menjadi salah seorang narasumber dalam sebuah persidangan di Markas PBB di New York.

Menurut salah seorang temannya, Mega Simarmata, itulah antara lain kelebihan Teguh dibandingkan wartawan yang lain di Indonesia.

"Teguh dekat dengan semua kalangan baik atas maupun bawah, termasuk kalangan domestik dan mancanegara," ujar mantan wartawan VOA yang kini memimpin Katakami.

"Kepekaan hati dan kepeduliannya sangat tinggi kepada masyarakat di kalangan bawah. Dia sosok yang tepat untuk menjadi Gubernur DKI," sambungnya.

Dalam catatannya, Mega menambahkan, Teguh tak segan memberikan bantuan dan uluran tangan pada siapapun yang membutuhkan. Ia tak pernah lambat memberikan atensi dan pertolongan kepada siapapun yang membutuhkan.

"Teguh tak pernah dan tak terbiasa menghujat pihak lain dengan kata-kata kasar yang penuh caci maki. Ia bukan tipe pemimpin yang suka pencitraan," ujarnya.

Di mata Mega, Teguh adalah sebuah pribadi yang akan menyerahkan secara utuh hati dan segenap tenaga, pikiran serta waktunya untuk mengurus Jakarta dan semua warganya.

"Jakarta membutuhkan pemimpin yang tegas, cerdas, relijius, nasionalis dan bersih dari segala praktek korupsi, kolusi dan nepotisme," tandasnya.

Karena itulah Mega merasa bangga bisa ikut memperkenakan Teguh kepada semua masyarakat di ibukota.

"Teguh akan dapat mempersatukan semua komunitas dan kelompok masyarakat yang ada di DKI. Dia akan dapat menyelesaikan masalah demi masalah yang menimpa ibu kota tercinta," ungkapnya. [zul]

KOMENTAR ANDA

Baca Juga