post image
KOMENTAR
Rakyat Indonesia tengah menghadapi penyakit amnesia terhadap nilai-nilai Pancasila.

Salah satu contoh, MPR menemukan fakta kalau pelajar yang duduk di bangku SMP dan SMP banyak yang tidak hapal dan memahami nilai-nilai Pancasila.

Demikian disampaikan Ketua Badan Sosialisasi MPR RI Ahmad Basarah saat menyajikan materi empat pilar MPR dan pelatihan kepada kader utama PB HMI di Graha Cita Insani, Depok, Minggu (19/6).

"Ditemukan fakta kalau 47 persen anak pelajar tingkat SMP dan SMA tidak hapal nilai-nilai Pancasila. Parahnya lagi sebanyak 80 hingga 90 persen tak tahu makna Pancasila," katanya.

Kasus tersebut bukti penghancuran terhadap nilai-nilai Pancasila dilakukan secara terstruktur dan sistematis oleh pihak asing.

Menurut dia, hal itu tidak bisa dilepaskan dari perubahan atau suksesi kepemimpinan yang terjadi di Indonesia. Runtuhnya rezim Orde Baru ke era reformasi, membuka celah penghancuran terhadap nilai-nilai Pancasila.

"Sebagai bentuk kemarahan publik terhadap rezim Orde Baru, banyak hal yang positif yang dibangun Soeharto dalam membentengi bangsa ini dengan Pancasila, seperti P4,  BP 7 dihapus.Tak hanya itu, Pancasila pun dihapus dari kurikulum pendidikan Indonesia," ungkap Ketua Fraksi MPR PDI Perjuangan itu.

Penghancuran itu juga dilakukan oleh anak bangsa sendiri yang telah menjadi komprador asing. Mereka direkrut dan dilatih oleh negara asing dan setelah itu dipulangkan ke Indonesia untuk ambil bagian dalam proses penghancuran nilai-nilai Pancasila.

Terkait penghancuran tersebut, Ahmad Basarah memperkuat argumentasinya dengan mengutip Milan Kundera, Sastrawan Ceko.  Milan, dalam bukunya secara tegas mengatakan kalau untuk menghancurkan satu bangsa yang harus dilakukan adalah memusnahkan memorinya, buku-bukunya, budaya dan sejarahnya.

"Dan hal itu yang terjadi saat ini terhadap bangsa Indonesia. Saat ini pihak asing cukup membangun atau membentuk pangkalan-pangkalan mental asing di dalam jiwa rakyat Indonesia. Mereka masuk dengan merubah regulasi seperti regulasi ekonomi rakyat diubah menjadi ekonomi efisien," ujar Basarah. [sfj/rmol]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas