post image
KOMENTAR
Warga Kota Medan yang tergabung dalam Konsorsium Warga Kota telah menggelar rangkaian kegiatan bertema 'Tawar Kota' untuk memperingati hari jadi Kota Medan yang ke-426 tahun, Kamis malam (30/6) sampai Jumat dini hari (1/7) di Tugu Guru Patimpus Jalan Maulana Lubis dan tepat di Mandala Lapangan merdeka.

Dalam 'Tawar Kota' tersebut, Konsorsium Warga Kota mengadakan pawai obor dari Tugu Guru Patimpus menuju Lapangan Merdeka dan dilanjutkan dengan prosesi refleksi Guru Patimpus sebagi pendiri kota Medan.

Budayawan sekaligus salah satu penginisiasi peringatan tersbut, Irwansyah Harahap mengatakan rangkaian kegiatan bertema 'Tawar Kota' muncul dari kesadaran kolektif beberapa warga kota.

"Sebenarnya ini bukan inisiasi individu, jadi lebih kepada kesadaran kolektif. Satu bulan belakangan kita diskusitentang kota, kebetulan juga mendekati hari jadi kota Medan. Di hari jadi Kota Medan ini kita coba merefleksikan perjalan Guru Patimpus, karena sesungguhnya figur Guru Patimpus adalah ikon Kota Medan," katanya kepada MedanBagus.com sesaat setelah kegiatan usai, Jumat dini hari (1/7).

Irwansyah menjelaskan bahwa sosok Guru Patimpus harus direfleksikan kembali oleh setiap warga kota karena setiap orang yang berdiam diri dalam sebuah kota harus memahami kotanya.

"Itu ada dalam ingatan kita tapi gak banyak yang kita tahu tentang dia. Itulah inti awalnya, kita mencoba tahu meskipun sejarahnya panjang, lebih dari 400 tahun.Tapi sesungguhnya orang yang berdiam diri dalam sebuah kota adalah orang-orang yang berkewajiban untuk paham kotanya," jelasnya.

Jika warga kota tetap mempertahankan ketidakpahaman terhadap kotanya, maka ketidakpedulian tentang kota juga akan semakin membesar.

"Kalau tidak, yang muncul adalah ketidak pedulian terhadap kotanya.Kecenderungannya makin lama kota Medan perilakunya seperti itu. Semualah, kalau kita list semua permasalahan di Kota Medan tidak akan habis2. Pertanyaannya sederhana, kapan kita menyelesaikan masalah itu," ujar Irwansyah.

Dengan adanya ketidakpahaman banyak warga kota terhadap kotanya, Konsorsium Warga Kota menjadikan 'Tawar Kota' sebagai upaya untuk membangun kesadaran bahwa setiap kota adalah subjek, bertanggung jawab atas setiap masalah yang ada.
 
"Muncul gagagasan-gagasan dalam diskusi sebulan belakangan ini. Kita mencoba  membangun kesadaran bahwasanya semua warga kota itu merupakan subjek, jadi bukan objek lagi. Kalau dia menjadi subjek kotanya, ia akan  memerankan dirinya sebagai individu untuk memikirkan kotanya, bukan semata-mata hanya urusan birokrat di bawah kepemimpinan walikota. Artinya kita mencoba membangun sebuah semangat baru.

Dan salah satu yang dapat menjadi pemicu dalam membangun kesadaran tersebut adalah sosok Guru Patimpus.

"Pertanyaannya adalah bagaimana kita menyelesaikan semua masalah itu. Inilah spirit dasar dengan mengingat guru patimpus kalau kita lihat tadi sesungguhnya kota Medan berasal dari katra Madan, penyembuhan. Guru patimpus sendiri seorang penyembuh. Itulah relevansinya yang mau kita ambil, menciptakan etos kota yang  baru berlandasakan yang ditanamkan oleh guru patimpus," demikian Irwansyah. [sfj]

 

Pemantapan Sebelum Dipentaskan Diajang Bergengsi, Mantra Bah Tuah Mendulang Dukungan dan Apresiasi

Sebelumnya

Pakat Melayu, Tegaskan Komitmen Jaga Budaya Melayu

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Budaya