post image
KOMENTAR
Mencari pasangan hidup memang susah-susah gampang, apalagi di zaman modern saat ini. Ada yang sengaja menunda untuk melakukan pernihakan dengan alasan kemapanan, ada juga yang susah mencari pasangan dengan alasan tertentu.

Tak jarang, orang-orang yang jmblo kesulitan untuk mendapatkan calon istri karena belum memiliki pendapatan. Namun di beberapa belahan dunia, mencari jodoh bukan hanya masalah uang, status, atau alasan lainnya.

Mereka bisa sulit mencari pasangan untuk dijadikan istri, karena harus melewati ritual yang menyakitkan. Seperti ritual pertarungan di Etiopia ini, di mana para pria harus rela menerima sakit yang luar biasa.

Foto-foto menakjubkan terlah diambil dari Etiopia selatan, tepatnya di suku Suri. Para pria di sini harus melewati ritual pertarungan yang menyakitkan, untuk mendapatkan seorang wanita yang akan dijadikan istri.

Ritual ini disebut sebagai 'Donga', atau tongkat perkelahian, yang secara tradisional telah menjadi cara pria memberikan kesan bagi perempuan.

Dan yang lebih menyakitkannya lagi, mereka bertarung tanpa mengenakan pakaian, dan kadang-kadang mengakibatkan kematian.

Pertarungan ini biasanya berlangsung hanya antar desa Suri, yang terdiri dari 40 hingga 2.500 orang setiap sukunya.

Ritual ini biasanya diadakan setelah hujan, dan akan ada 20 sampai 30 petarung dari beberapa suku, yang akan bergantian untuk bertarung satu lawan satu. Tidak ada aturan baku, namun mereka yang jatuh akan dianggap kalah.

Pertarungan tongkat ini adalah kombinasi dari seni bela diri, ritual dan olahraga. Serta memberikan kesempatan untuk menarik pasangan, dari suku lainnya yang ada di desa Suri.

Sementara, wanita di sana biasa akan menggunakan cakram tanah liat yang dimasukkan ke dalam lubang di bibir bawah mereka, sebagai tanda kecantikan. Sebelum dimasukkan, perempuan ini juga harus mencabut dua giginya.[rgu]

Pemantapan Sebelum Dipentaskan Diajang Bergengsi, Mantra Bah Tuah Mendulang Dukungan dan Apresiasi

Sebelumnya

Pakat Melayu, Tegaskan Komitmen Jaga Budaya Melayu

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Budaya