post image
KOMENTAR
SBY memegang prinsip khusus dalam menjalin koalisi dengan partai lain di pilpres nanti. Ketua Umum DPP Partai Demokrat ini tidak ingin koalisi yang dijalin hanya sekadar untuk melengkapi syarat presidential threshold alias syarat pengajuan capres.

Pernyataan ini disampaikan SBY dalam wawancara khusus yang dilakukan Michello Loebis dari Suara Demokrat. Video wawancara ini diunggah di Youtube dengan judul "Suara Demorkat: Koalisi atau Oposisi?" kemarin sore.

Dalam video yang berdurasi 14 menit 41 detik itu SBY berbicara panjang lebar mulai dari hasil suara Demokrat di pileg 9 April kemarin, peluang koalisi sampai nasib peserta capres konvensi Demokrat.

Khusus untuk peluang koalisi, SBY menyatakan sampai sekarang Demokrat belum membuat pilihan. Alasannya, Demokrat ingin lebih tenang dulu dan melakukan pemetaan atas peta politik yang baru paskapileg, sehingga saat mengambil keputusan adalah keputusan yang paling baik.

Menurut SBY, penentuan capres cawapres adalah hal yang sangat penting. Menetapkan Demokrat berada di dalam koalisi atau di luar koalisi sangat penting karena akan menentukan perpolitikan lima tahun mendatang. Karena itu, Demokrat tidak mau tergesa-gesa.

 “Saya kira semua tahu ajaran psikologi, kalau kita sedang sedih, sedang kecewa sendang emosional, apalahi sedang marah, janganlah kita mengambil keputusan yang penting, janganlah kita bersikap yang memiliki dampak besar di masa depan. Biarkan semua menata hatinya masing-masing, termasuk Demokrat. Setelah itu, secara rasional dan tidak emosional bagaimana baiknya,” ucap SBY.

Andaipun akan ada koalisi, kata SBY, Demokrat ingin berkoalisi dengan baik. “Manakala Partai Demokrat berkoalisi dengan partai lain, sepanjang platformnya itu ada kesesuaiannya, kemudian visi dan kebijakan yang ditawarkan tidak terlalu bertentangan secara tajam. Lantas ada ketulusan dari teman-teman yang menjak Partai Demokrat berkoalisi, maka koalisi adalah pilihan yang terbaik,” jelasnya.

Tapi, kalau itu tidak terjadi, Demokrat mungkin tidak akan berkoalisi. “Manakala Partai Demorkat diajak koalisi tetapi sekedar melengkapi angka, melenggapi prosentase, kemudian tidak punya peran signifikan, tentu tidak banyak bermanfaat keberadaan Partai Demokrat dalam koalisi,” ucapnya.

Kalau ajakannya seperti itu, Demokrat tidak mau. “Kami memiliki kemerdekaan apakah berada dalam koalisi atau menjadi kekuatan oposisi. Tentunya oposisi yang cerdas, yang bijak, yang membawa manfaat bagi rakyat,” ucapnya. [rmol/hta]

Ganjar Pranowo Dilaporkan ke KPK, Apakah Prediksi Fahri Hamzah Terbukti?

Sebelumnya

Apple Kembali Alami Kenaikan Pendapatan, Kecuali di China Raya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa