post image
KOMENTAR
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merasa yakin, Presiden Joko Widodo tak nyaman diusung Partai Golkar sebagai calon presiden di Pemilu 2019. "Saya yakin tidak akan nyaman," duga Ketua DPP PDIP Bidang Pemuda dan Olahraga (Pora) Sukur Nababan kepada war­tawan, kemarin.

Alasannya, ujar dia, enam tahun silam tidak ada yang ke­nal dengan Jokowi. Kemudian, PDIP mengusungnya sebagai Walikota Solo dan diterima masyarakat dan jadilah orang nomor 1 di Solo.

Setelah itu, masih menurut Syukur, diusung kembali oleh PDIP menjadi Gubernur DKI Jakarta. "Awalnya rakyat tidak yakin, setelah roda partai mon­cong putih bergerak, jadilah dia seorang gubernur di ibu kota dan dilanjutkan di pilpres sebagai presiden dia (Jokowi, red) jadi juga," tutur Syukur.

Dia menegaskan, artinya bukan PDIP mendompleng Jokowi, tetapi yang memb­esarkan Jokowi adalah PDIP. PDIP menciptakan banyak kader yang berhasil.

"Kader yang diciptakan oleh PDIP seperti Pak Jokowi, Bu Risma dan Pak Ganjar. Kami memiliki struktur partai hingga ranting, kami selalu mencipta­kan pemimpin. Jadi manuver Partai Golkar dagangi Jokowi takan menggerus suara PDIP," pungkasnya.

Sebelumnya, Partai Nasdem juga siap mendukung Jokowi sebagai capres. "Insya allah, kalau kinerjanya baik bagus, kepercayaan masyarakat tetap, kenapa tidak (mendukung Jokowi)," tegas Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di sela-sela perayaan ulang ta­hunnya yang ke 65 di Kedoya, Jakarta Barat, kemarin.

Menurut Paloh, Partai Nasdem sudah dari awal men­dukung Jokowi sebagai orang nomor satu di Indonesia, kar­ena itu tidak perlu lagi diper­debatkan mengenai dukungan partainya.

"Sejak awal kita dukung hingga sampai saat ini be­lum terputus implemantainya. kita bukan simbolik, simbolik tidak dibutuhkan lagi sama Nasdem," ujarnya.

Kendati siap mendukung Jokowi, lanjut dia, Partai Nasdem belum mau melegalkan secara terburu-buru. Apalagi, pemilu 2019 masih meny­isahkan tiga tahun lagi. "2019 masih panjang, formalnya nanti," katanya.

Terkait sikap Partai Golkar yang akan mendukung Jokowi dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) bulan ini, Paloh tak mempermasalahkan­nya. Bagi dia, keputusan yang diambil Partai Golkar merupa­kan urusan rumah tangga par­tai lain. "Itu hak politik Partai Golkar, Nasdem menghargai itu," tuturnya.[rgu/rmol]

Ganjar Pranowo Dilaporkan ke KPK, Apakah Prediksi Fahri Hamzah Terbukti?

Sebelumnya

Apple Kembali Alami Kenaikan Pendapatan, Kecuali di China Raya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa