post image
KOMENTAR
Sungguh berbahaya bila sementara tokoh Islam yang bergabung dalam partai Islam atau partai berbasis massa Islam menggunakan dalil-dalil agama untuk melegitimasi kepentingan politiknya.

Demikian disampaikan pengamat politik dari Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, Asep Warlan Yusuf, kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu (19/4).

Pernyataan Asep ini seiring dengan pesan-pesan agama yang biasa disampaikan tokoh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), seperti Tifatul sembiring. Tentu saja, pesan agama ini sangat baik adanya karena bersumber dari agama yang pasti benar. Namun menjadi tidak netral ketika disampaikan seiring ada momentum politik.

Tifatul Sembiring, melalui akun twitternya @tifsembiring, mengungkapkan hadits Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari; Orang beriman terhadap mu'min lainnya bagaikan satu bangunan, mereka saling (bantu) mengokohkan.

Kicauan dengan hastag RenunganJumat itu ditwit pada Jumat pagi (18/4) setelah Kamis malamnya (17/4) ada silaturrahmi parpol dan ormas Islam untuk membangun koalisi.

"Pernyataan seperti ini berbahaya," kata Asep, yang juga gurubesar ilmu hukum.

Asep mengingatkan, penggunaan dalil agama seperti ini bisa mengaburkan konsep persaudaraan dalam agama. Apalagi, selain secara praktis  parpol Islam itu belum tentu memperjuangkan aspirasi umat Islam, juga ada banyak tokoh Islam yang berjuang di partai nasionalis, dan selama ini justru punya komitmen pada Islam dan negara.

"Apakah tiba-tiba tokoh Islam yang ada di partai nasionalis, yang tidak ikut dalam bangunan koalisi itu bukan saudara seagama lagi? Sekali lagi ini berbahaya," demikian Asep. [rmol/hta]

Ganjar Pranowo Dilaporkan ke KPK, Apakah Prediksi Fahri Hamzah Terbukti?

Sebelumnya

Apple Kembali Alami Kenaikan Pendapatan, Kecuali di China Raya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa