post image
KOMENTAR
Atas kebijakan ekonomi jilid III dari pemerintah pusat, harga minyak solar turun sebesar Rp 200 per liter yang diberlakukan hari ini. Nelayan mengaku bersyukur. Namun, kebijakan ini tidak berdampak terhadap nelayan di Sumatera Utara (Sumut).

Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumatera Utara (Sumut) Pendi Pohan menilai, turunnya harga solar Rp200 yang berlaku mulai hari ini, Sabtu (10/10) ternyata tidak berdampak bauik bagi para nelayan di Sumatera utara. Pasalnya, selama ini pembelian solar sangat dibatasi di SPBU Belawan.

"Nelayan membeli solar harus menggunakan derigen dan hanya dijatahi 1 derigen setiap harinya. Akibatnya, nelayan terpaksa menggunakan biosolar atau yang sering disebut minyak domplengan," ujarnya kepada MedanBagus.Com, Sabtu (10/10/2015).

Dikatakan Pendi, harga biosolar sebenarnya lebih murah dibandingkan harga solar yang biasa dibeli nelayan dari penjual eceran atau calo.

Dimana, harga biosolar Rp 6.000 per liter sedangkan solar eceran Rp 8.000 pe liter. Namun permasalahannya, menggunakan biosolar mengakibatkan mesin perahu cepat panas, sehingga nelayan mengeluhkan pemborosan.

"Seharusnya mesin awet hingga 5 tahun, tetapi karena menggunakan biosolar, mesin sudah rusak hanya dalam jangka waktu 2 tahun saja. Tetapi mau bagaimana lagi, biosolar yang banyak dijual di Medan Belawan ini. Jadi, meskipun harga solar tetap tidak berpengaruh kepada nelayan," tukasnya. [ben]




Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas