
Komandan Pos Jaga TNI di Skouw, Letda Inf. Teuku Ardian, yang dikontak wartawan dari Jayapura, Senin mengatakan, pihaknya telah melakukan pengintaian sejak Minggu malam (7/10) setelah melakukan pengembangan informasi atas transaksi ganja yang berhasil digagalkan akhir pekan lalu.
"Pada Minggu malam, kita sudah mengintai dan melihat ada orang yang patut dicurigai ketika menyeberang dari wilayah kita (Indonesia) ke sebelah (PNG). Saat kami tanya, hendak kemana, orang itu menjawab saya mau ke bawa (ke daerah Wutung di wilayah PNG) dan pada Senin sekitar pukul 10.00 WIT kami memantau pergerakan orang itu bersama rekannya dan berhasil menangkap mereka bersama barang bukti ganja tiga bungkus dengan berat sekitar 1,5 kg," kata Letda Teuku.
Dia mengatakan, setelah diinterogasi, pihaknya mengindentifikasi pemuda yang menyeberang dari Indonesia ke PNG itu bernama Erik Kaygere, warga Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, sedangkan warga PNG bernama Bryan Kawami, asal Kampung Goroka, Vanimo.
"Penangkapan hari ini merupakan pengembangan dari kasus sebelumnya yang juga kami tangkap pada Jumat lalu (5/10),"katanya dan menambahkan, penangkapan peredaran ganja dua kali hanya dalam waktu empat hari dengan total barang bukti mencapai dua kilogram ini, mengindikasikan bahwa pintu perbatasan selalu dijadikan pintu masuk barang haram tersebut, dengan sasaran pasaran kepada para pemuda di Jayapura.
Pada penangkapan hari Jumat lalu (5/10) seorang pemuda dari PNG yang diduga sebagai penjual berhasil melarik diri memasuki terotori PNG sehingga lolos dari kejaran TNI, sementara dua dari enam pemuda yang ditengarai hendak membeli barang haram tersebut, berhasil tertangkap dan telah diserahkan kepada aparat kepolisian setempat.
Seperti kasus sebelumnya, kedua pemuda yang diduga masing-masing berperan sebagai penjual dan pembeli yang tertangkap tangan pada Senin, diserahkan ke aparat kepolisian setempat untuk proses hukum lebih lanjut.
Dia mengatakan, pengungkapan dua kasus perdagangan ganja dalam empat hari, membuat pihaknya semakin waspada terhadap meluasnya peredaran ganja yang diseberangkan dari wilayah PNG.
Informasi yang diperoleh pers menyebutkan, masyarakat yang bermukim di sejumlah wilayah di perbatasan PNG dengan Indonesia mengembangkan tanaman ganja secara luas, sehingga memungkinkan mereka menjadi para pemuda di wilayah Indonesia sebagai target penjualan. [ant/hta]
KOMENTAR ANDA