post image
KOMENTAR
MBC.  Wa Ode Nurhayati sudah divonis enam tahun penjara. Lalu bagaimana dengan nama-nama lain yang disebutnya selama persidangan?

Pertanyaan itu diajukan Gerakan Amanat Rakyat Anti Manipulasi (Garam yang menggelar aksi di gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta (Jumat, 19/10). Ini aksi kedua garam Garam, setelah sebelumnya (Senin, 15/10), sudah melakukan aksi serupa di tempat yang sama. Kali ini peserta aksi dua kali lipat dari sebelumnya.

Ada sekitar 100 orang yang menggelar berbagai spanduk dan poster Marzuki Alie berlatar merah bertuliskan, ''Tangkap Koruptor, Seret ke Pengadilan'' dan ''Bongkar Jaringan Makelar Proyek''.

''Uang negara sudah mengalir kemana-mana, KPK jangan hanya berhenti di Wa Ode, jangan tebang pilih!'' seru Feri, koordinator aksi.

Berdasarkan pengakuan Wa Ode di persidangan, Ketua DPR Marzuki Alie yang dikodei K, kebagian jatah Rp 300 miliar dari alokasi dana DPID. Wakil Ketua DPR menerima Rp 250 miliar. Lalu, pimpinan-pimpinan Banggar juga kecipratan. Sebut saja, Mirwan Amir, Tamsil Linrung, dan Olly Dondokambey.

Penerimaan itu, kata Wa Ode, berdasarkan data yang dimiliki Kepala Sub-bagian Rapat Sekretariat Badan Anggaran DPR RI, Nando.

''Informasi itu jangan cuma jadi nyanyian sumbang, KPK harus menelusuri dan menindaklanjuti informasi itu,'' seru Feri.

Soalnya, bukan hanya segelintir daerah di Aceh yang dirugikan atas praktik kejahatan kerah putih tersebut. Ratusan kabupaten/kota di seluruh nusantara, imbuhnya, ikut merasakan penderitaan panjang atas kongkalikong mafia DPR yang menyunat jatah anggaran daerah. Daerah-daerah tertinggal itu, akan semakin tertinggal dan miskin, digerogoti wakilnya di DPR sendiri.

"Kita jangan terkecoh, kasus Wa Ode layaknya fenomena gunung es. Di balik suap Rp 6,5 miliar itu terdapat skandal mafia anggaran yang jauh lebih besar. Padahal mereka wakil rakyat, yang harusnya memperhatikan kesejahteraan rakyatnya!'' tegasnya.

Feri bilang aksi serupa akan terus dilakukan sampai KPK memeriksa dan menangkap nama-nama yang disebut politisi PAN itu. ''Penjahat-penjahat DPR masih bergentayangan,'' tegasnya disambut yel-yel, ''tangkap koruptor, jebloskan ke bui.''

Garam meminta KPK tak takut intervensi dari partai-partai besar yang berada di belakang pimpinan DPR dan pimpinan Banggar itu. ''Rakyat berada di belakang KPK, jadi KPK jangan segan apalagi takut!'' tutup Feri. KPK juga diminta proaktif dengan menggandeng institusi lain untuk mengungkap kasus ini. Di antaranya, PPATK dan BPK.

Baik Marzuki, Mirwan, Tamsil, dan Olly sendiri sudah berkali-kali membantah tudingan itu. [rmol/hta]



 

Pemberdayaan Berbasis Masyarakat Tingkatkan Keterampilan Menulis Bahasa Inggris Siswa SMK YAPIM Biru-Biru

Sebelumnya

Kegiatan Pengabdian FKM USU Sosialisasi Pemberdayaan Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) Melalui Inovasi Healthy Coconut Balm Untuk Meredakan Nyeri Haid Secara Alami Dan Pembentukan Komunitas Srikandi Bahari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa