
Cawagub DKI Jakarta yang ditundukkan Jokowi ini menilai, saat ini tingkat popularitas dan elektabilitas Prabowo jauh mengungguli capres lainnya, seperti Megawati Soekarnoputri, Aburizal Bakrie, Wiranto maupun Jusuf Kalla. Sementara Hatta Rajasa tingkat pengenalan dan keterpilihannya mulai melambung.
Jika dilihat dari geopolitik, lanjut Didik, Prabowo merupakan capres yang mewakili wilayah Jawa, sedangkan Hatta Rajasa tokoh yang mewakili luar Jawa. "Prabowo mewakili Jawa yang punya basis massa kuat. Sementara Hatta kuat mewakili luar Jawa. Sehingga duet ini bisa dibilang calon yang sangat diperhitungkan," katanya.
Pernyataan Didik menanggapi statement Ketua DPP Partai Gerindra, Desmon Junaidi Mahesa, yang masih bertanya-tanya tentang kemungkinan duet Prabowo-Hatta. "Karena saya juga melihat komunikasi Hatta-Prabowo sebagai hal biasa saja. Sebab kalau hari ini kita mematok koalisi, saya kira terlalu prematur," kata Desmon.
Melanjutkan keterangannya, Didik juga menilai untuk menjodohkan duet Prabowo-Hatta semuanya bergantung pada hasil Pemilu Legislatif 2014. Jika di pileg suara PAN berada di bawah Partai Gerindra, duet ini bisa berjalan mulus.
"Tetapi kalau suara PAN di atas Partai Gerindra, maka duet itu tidak bisa terjadi. Bang Hatta pasti mencari pasangan yang bersedia menjadi cawapresnya. Itu realistis," katanya.
Skenario mencapresakan Hatta, dijelaskan Didik, merupakan keputusan Rakernas PAN yang menetapkan Hatta sebagai capres bukan cawapres.
Kalau Hatta jadi cawapres, dikatakan Didik, maka PAN harus melakukan rakernas lagi untuk membuat keputusan baru. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA