
Begitu kesimpulan pengamat politik Muhammad AS Hikam, Senin (31/12) terkait pencapresan dan upaya membuka jalannya peluang Rhoma Irama maju menjadi calon presiden pada Pilpres 2014 mendatang.
Telah diketahui bersama bahwa untuk membuka peluangnya maju menjadi capres, Rhoma Irama mengunjungi para kiai sepuh dan berziarah di makam Gus Dur di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Sabtu (29/12) pekan lalu. Dengan didampingi Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua DPP PKB Helmi Faisal, sebelum ke makam Gus Dur, Rhoma menyempatkan diri mengunjungi rumah Ketua Dewan Syuro DPP PKB, Abdul Aziz Mansyur di Pondok Pesantren Tarbiyatunnasiin, di Desa Pacul Gowang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Setelah melakukan pertemuan tertutup, Abdul Aziz Mansyur tetap bersikukuh menolak mendukung Rhoma dengan alasan masih perlu melakukan pendalaman dan masih belum mantap untuk maju sebagai capres.
Setelah itu Rhoma pun bertandang ke ke rumah Sholahuddin Wahid adik kandung Gus Dur di Komplek Pondok Pesantren Tebu Ireng. Lagi-lagi Rhoma harus menelan pil pahit karena Gus Sholah, panggilang Solahuddin, juga menyatakan tidak mendukung raja Rhoma pada Pilpres 2014 mendatang. Dengan tegas, Gus Sholah menyatakan akan mendukung Mahfud MD dan Jusuf Kalla.
Hikam menaruh kecewa karena debut politik Rhoma dalam mencari dukungan atas pencapresannya ke wilayah kantong-kantong Nahdliyyin di Jawa Timur ternyata tak sehebat yang dibayangkan.
Menurut Hikam, penolakan yang disampaikan Gus Solah dan Aziz Mansyur di itu menjadi isyarat kuat apabila pencalonan sang raja Dangdut akan berhenti sebagai wacana publik belaka.
"Kalau para ulama NU Jatim menolak maka parpol manapun akan berpikir puluhan kali untuk menyalonkannya.Kalaupun ada yang mendukung Rhoma, tampaknya hanya para fans club dan beberapa Kyai yang simpati kepadanya," tulis Hikam dalam akun jejaring sosial milinya, Senin (31/12). [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA