post image
KOMENTAR
MBC. Annisa Laila Juwita Sari Merpati, meninggal dunia, Senin (8/1). Kabar duka datang sehari setelah bayi itu lahir dengan bantuan persalinan dari kru Merpati dalam penerbangan dari Timika ke Ujung Pandang.

Dalam proses kelahirannya, kru Merpati banyak dipuji orang atas nama kemanusiaan.

“Semua crew, termasuk pramugari yang membantu persalinan harus diapresiasi tinggi. Tapi sebagai airline, ada yang melahirkan di pesawat adalah keteledoran berbahaya,’’ ujar bekas Direktur Utama Merpati, Sardjono Jhony, kepada Rakyat Merdeka (grup medanbagus.com), Kamis (10/1).

“Kalau masih Dirut, saya nggak bangga, saya akan selidiki kejadiannya. Bahkan mungkin akan marah besar,” tambahnya.

Berikut kutipan selengkapnya;

Salahnya di mana melahirkan di pesawat?

Harusnya untuk penerbangan di atas dua jam, long haul untuk kehamilan anak kedua atau berikutnya, maksimum usia kehamilan adalah 32 minggu. Nah untuk kejadian itu, perlu dilihat, ini prematur delivery atau usia normal.

Kalau ini kehamilan dan kelahiran sesuai waktunya, maka jelas ada kesalahan prosedur.

Bagaimana dengan kru dan pramugari yang sigap menolong persalinan, apakah keseluruhan proses sudah sesuai aturan?

Merpati adalah salah satu Airlines yang melatih crew-nya dengan baik. Namun praktiknya di lapangan tergantung ketenangan dan kondisi saat kejadian.

Ada yang perlu dilihat dalam proses decision making dalam penerbangan itu. Keputusan untuk melanjutkan perjalanan atau kembali ke Timika, apakah sudah dipertimbangkan segala konsekuensinya.

Mengingat pesawat baru saja berangkat dari Timika sekitar 30 menit dan perjalanan masih lebih dari dua jam.

Pilot mungkin saja punya pertimbangan kalau kembali akan overlweight landing, tapi ini situasi emergency. Mengapa tidak kembali. Apakah ada pertimbangan bahwa si jabang bayi bisa saja mengalami hypothermia dalam mengambil keputusan saat itu.

Nah, dari pihak operasi Merpati yang bisa menjawab, Pilot tidak bisa dipersalahkan atas keputusan yang diambil, aturannya begitu.

Pihak Merpati menjelaskan, ibu yang melahirkan itu boleh terbang karena sudah mendapatkan surat rekomendasi dari dokter, ini bagaimana?

Ya, itu tadi. Ada dokumen yang harus dilengkapi. Harus dilihat apakah semua persyaratan mengenai ibu hamil sudah dipenuhi.

Itu ada aturannya di manual awak kabin maupun di manual station.

Aturan di airlines harus ditegakkan tanpa kecuali?

Lho, ya dong. Airlines tuh padat regulasi. kalau nggak taat regulasi atau aturan, ya angkot namanya.

Dari aturan crew, training, emergency procedure dan lainnya semua diatur. Harus diikuti untuk menjamin keselamatan.

Ini bebannya lebih ke direktorat operasional.

Apakah manual keselamatan udara Merpati sudah up to date dan ditepati?

Wah, saya nggak tahu saat ini. Kalau dulu saya sendiri yang memonitor update atau tidaknya manual manual di sana. Artinya saya menanyakan langsung, dan menyampaikan kepada kepala divisi masing masing tentang pentingnya update dokumen dan aturan aturan tertulis.

Anda masih mengikuti perkembangan Merpati sejak lengser?

Merpati selalu di hati, mas. Prihatin saya.

Kenapa prihatin, apa karena sakit hati diganti ?

Nggak lah. Buat apa sakit hati. Saya tidak merasa dirugikan kok. Katanya kan sekarang Merpati sudah untung. Ya Alhamdulillah kalau memang benar demikian, he-he-he.

Kok Anda tertawa?

Ya, Merpati kan perusahaan negara, ada akuntabilitas di sana yang menjadi tanggung jawab pejabat yang diberi amanah. Kita nggak boleh bohong, apalagi membohongi publik. Saya geli saja kalau ada yang berpikir bisa memperbaiki Merpati dengan make up keuangan.

Dari sisi kinerja dan keuangan era direksi sekarang, sepengetahuan Anda bagaimana?

He-he-he, malas ah jawabnya. Biar masyarakat dan pemegang saham saja yang menilai. Lihat saja buku laporan keuangannya.

Dirut Merpati bilang sudah untung sekitar Rp500 juta per hari, bahkan bisa Rp1 miliar per hari jika ada 60 pesawat baru, mungkinkah?

Dapat pesawatnya gimana. Ada yang percaya nggak dengan pernyataan itu. Kita sudah sering dengar statementnya. Ada yang direalisasikan nggak? Lalu, Rp500 juta sehari itu apa.

Untungnya?

Ya sudah lah, terserah mereka mau bilang apa. Kementerian BUMN nanti yang menilai. Cuma ya itu tadi, jangan membohongi publik. Yang saya tahu, tahun 2012 kerugiannya lebih besar dari 2011. Sekitar Rp950 miliar.

Dana Penyertaan Modal Negara (PMN) selalu menjadi kekisruhan antara Merpati dan DPR, tanggapan Anda?

PMN itu disetujui melalui proses panjang. Tidak pernah jadi bancakan. Garuda dulu dibantu dengan serius, sekarang jadi bagus di tangan Pak Emirsyah Satar.

Kita sebagai peminta harus bisa meyakinkan pemerintah sebagai pengusul dengan memberikan sebuah rencana kerja yang solid dan feasible. Yang lalu itu kan sebenarnya sudah disetujui semua di zaman saya.

Semua sudah ada di APBN 2012, tinggal cair saja. Kok malah digagalkan sendiri oleh direksi sekarang dengan tidak menjalankan business plan yang sudah disetujui RUPS dan menjadi dasar perhitungan PMN itu sendiri.

Ya orang jadi tidak percaya. Ya kisruh, salah sendiri, tidak boleh salahkan orang lain. Yang bikin prihatin Merpatinya jadi korban lagi. Program restrukturisasinya tidak berjalan. [Harian Rakyat Merdeka/rmol/ans] 

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas