post image
KOMENTAR
Gangguan tidur kini semakin dianggap sebagai faktor risiko penyakit yang tak bisa dipandang enteng. Dalam studi terbaru diketahui orang yang menderita insomnia memiliki risiko dua kali lipat terkena serangan jantung atau stroke.

Beberapa penelitian telah mengungkapkan gangguan tidur memicu berbagai gangguan fisik dan mental, mulai dari obesitas, depresi, tekanan darah tinggi, bahkan penurunan daya ingat.

Di lain pihak, beberapa kondisi penyakit juga akan memicu insomnia, misalnya rasa nyeri, heartburn, hipertiroid, sindrom kaki tak mau diam, dan kecemasan.

"Beberapa hal yang memicu insomnia juga akan meningkatkan risiko serangan jantung, misalnya diabetes atau stres itu sendiri," kata Dr.Gregg Fonarow, profesor kardiovaskular dari UCLA David Geffen School of Medicine, AS.

Dalam penelitian yang dilakukan Dr.Chien-Yi Hsu dari Taipei Veterans General Hospital, diketahui bahwa 1,6 persen orang yang menderita insomnia terkena serangan jantung, dibandingkan dengan orang yang tak punya gangguan tidur. Selain itu, dari kelompok orang yang menderita insomnia sekitar 11,2 persennya menderita stroke.

Penelitian tersebut menggunakan data kesehatan nasional Taiwan yang melibatkan 2 juta orang. Hasil riset ini dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah Asosiasi Jantung Amerika.

Walau demikian, para pakar kesehatan mengatakan hasil studi ini belum bisa dijadikan dasar bagi para tenaga kesehatan untuk mengobati insomnia secara agresif.

"Mengatasi insomnia memang meningkatkan kualitas hidup tetapi terlalu cepat untuk mengatakan bahwa mengatasi insomnia akan mengurangi risiko serangan jantung dan stroke," kata Fonarow.

Namun kualitas dan kuantitas tidur tetap disarankan untuk menjadi prioritas. Kurang tidur telah terbukti akan membuat sistem kekebalan tubuh menjadi lemah sehingga memicu terjadinya inflamasi. (zul/rob)

Instagram Ternyata Punya Dampak Buruk Bagi Kesehatan Mental

Sebelumnya

7 Destinasi Wisata Alam Paling Mengesankan di Bali

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Lifestyle