post image
KOMENTAR
Puluhan balita di wilayah Kota Pekanbaru-Riau, selama tahun 2012 menderita gizi buruk dengan grafik peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Namun dari puluhan kasus itu, yang terdata hanya sepuluh balita," kata Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Keluarga pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Pekanbaru, dr Isnaeni Anas di Pekanbaru, Selasa (22/1) siang.

Jika dilihat dari grafiknya, demikian Isnaeni, jumlah penderita gizi buruk yang menjangkiti anak-anak warga Pekanbaru tiap tahunnya mengalami peningkatan cukup signifikan.

"Di tahun 2011, palingan hanya ada kurang dari sepuluh balita yang menderita gizi buruk. Upaya penekannya harus dimulai dari berbagai kalangan," katanya.

Dia mengatakan, pada umumnya kasus gizi buruk yang menjangkiti anak-anak warga Pekanbaru disebabkan pengetahuan gizi orang tua yang minim.

Akibatnya, kata dia, konsumsi gizi balita menjadi sangat kurang dan biasanya hal demikian dikarenakan latar perekonomian keluarga yang lemah. Selain faktor ekonomi, kata dia, gizi buruk juga kerap menjangkiti balita karena faktor keturunan atau ginetik.

Dalam penanganan kasus gizi buruk, demikian Isnaeni, pihaknya juga telah memberikan bantuan berupa rekomendasi dalam hal merujuk ke rumah sakit. Tujuannya, kata dia, agar penderita gizi buruk dapat segera dirawat secara optimal hingga kembali sehat.

"Tentunya, segala perobatan gratis. Penderita atau keluarganya tidak akan dikenakan biaya apapun," katanya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga melakukan beberapa program pemberian asupan makanan tambahan agar gizi pada tubuh balita bisa maksimal.

"Upaya ini untuk menekan angka penderita gizi buruk di Pekanbaru yang tiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan," katanya. [ant/dem/rmol/ans]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Komunitas