post image
KOMENTAR
Kasus penculikan Selo Nababan, bocah berusia 4 tahun yang menghilang diculik Minggu (17/2) dan ditemukan Rabu (20/2) dalam kondisi tak bernyawa menyita perhatian publik. Pelaku yang sempat mengirimkan pesan via SMS agar orangtua korban menyiapkan Rp2 miliar sebagai tebusan, namun karena tak punya uang korban dihabisi dan dimasukkan ke dalam goni pupuk.

''Kapolres Deliserdang jangan anggap enteng apalagi sampai menganggap ini kasus kecil. Ini kasus besar, dan murni pembunuhan dengan modus penculikan. Pelaku sudah mengaku menculik korbannya dan meminta tebusan Rp2 miliar. Tapi karena orangtua korban tidak menyediakan akhirnya korban dihabisi. Jadi karena Polres Deliserdang gagal, sudah sejawarnya Kapolresnya dan jajarannya dievaluasi," ujar Ketua Lembaga Peduli Rakyat Sumatera Utara (LPRSU), H Simamora DR kepada MedanBagus.Com, beberapa saat lalu.

Menurut dia, warga Sumut sedang mempertanyakan kinerja kepolisian terutama Polres Deliserdang. Pasalnya, jabar Simamora, meski sudah ada petunjuk SMS dari pelaku yang meminta tebusan Rp2 miliar kepada orangtua korban, tapi tetap saja polisi tak mampu menemukan pelaku.

''Jaman kan sudah canggih. SMS yang minta tebusan Rp2 miliar itu sebenarnya bisa dijadikan barang bukti. Tapi mengapa polisi sampai gagal sehingga korban ditemukan tewas juga? Ini aneh, jadi apa kerja unit reskrim di Polres Deliserdang? Apakah bagian intel Polres Deliserdang masih tidur? Hal-hal seperti ini pantas dipertanyakan hingga menjadi bahan untuk Kapoldasu mengevaluasi kinerja bawahannya," jabarnya.

Meski sudah terlambat---red, karena pelaku sudah membunuh korban---masih ada kesempatan untuk polisi agar secepatnya membekuk pelaku.

''Kita gak perlu mendikte atau mengajari polisi bagaimana menangkap pelakunya. Dalam penyelidikan mereka lebih faham dibanding kita-kita ini. Meski pelaku nantinya tertangkap namun prestasi polisi belum mampu mengobati perasaan keluarga korban yang mau tak mau merelakan kepergian Selo Nababan. Jadi polisi harus segera menangkap pelaku," tegas Simamora.

Seperti diberitakan sebelumnya, Selo Nababan, bocah laki-laki berusia 4 tahun diculik dari lokasi rumahnya di Dusun VIII, Desa Pagar Jati, Lubuk Pakam, Deliserdang,  Minggu (17/2) lalu. Orangtuanya  Sahar Nababan dan Kasma Boru Manurung sempat melaporkan kejadian itu ke Mapolres Deliserdang dan membeberkan SMS yang meminta tebusan Rp2 miliar yang diterimanya dari pelaku.

Namun tragis, diduga karena keluarga korban tak bisa memenuhi permintaan pelaku, akibatnya pelaku nekat menghabisi nyawa Selo Nababan. Jasad korban ditemukan tewas mengenaskan sekitar 50 meter dari rumahnya. Sadisnya, kondisi korban yang dibungkus dalam goni pupuk itu terdapat banyak luka.

Menurut hasil autopsi dari dokter forensik di RSU Pirngadi, ada bekas luka cekikan di leher korban. Tidak itu saja, bokong korban juga ditemukan bekas tikaman. Kuat dugaan korban tewas akibat dipukul dengan benda tumpul ditambah korban diduga kehabisan oksigen saat dibungkus dalam karung goni tersebut.

Sebenarnya Polres Deliserdang sudah membuat pernyataan seputar kasus ini. Namun, jangankan dapat mengobati luka perasaan orangtua Selo, pernyataan itu belum bisa melegakan perasaan keluarga korban dan warga Dusun VIII, Desa Pagar Jati, Lubuk Pakam, Deli Serdang.

''Saksi-saksi sedang kita mintai keterangan, jadi masih rapat gelar perkara. Nanti kalau sudah selesai hasil penemuan dan pemeriksaan akan kita beritahukan hasilnya, Jadi masih kita lidik sampai saat ini,'' ujar Wakapolresta Deliserdang, Kompol Ahyan SSos saat dihubungi MedanBagus.com, via telepon selulernya, Rabu (20/2/2013) siang kemarin. [ans]

Anak Dan Ayah Keroyok Warga Hingga Tewas Di Medan

Sebelumnya

Ini Obat Cair Yang Digunakan Reynhard Sinaga 'Predator Seksual' Dalam Memperdaya Korbannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Kriminal